Intisari-Online.com - Jangan anggap sepele lintah atau pacet yang kadang menjengkelkan kala Anda bersua dengannya di lembah-lembah yang lembap.
Ozobranchus jantseanus, lintah yang hidup sebagai parasit kura-kura air tawar di Asia Timur, mampu bertahan di suhu yang amat ekstrem.
Kebanyakan organisme tidak dapat hidup dalam suhu di bawah nol derajat Celsius pada waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena bekunya air yang terkandung di dalam jaringan, yang menyebabkan kerusakan dan bahkan kematian sel.
Penelitian yang dipublikasikan di situs Public Library of Science (PLoS) oleh Dai Suzuki dan rekan-rekannya menyatakan bahwa Ozobranchus jantseanus secara mencengangkan memiliki toleransi yang tinggi terhadap keadaan membeku dan meleleh.
Spesies lintah yang satu ini dapat bertahan hidup setelah disimpan dalam nitrogen cair yang bersuhu -196 derajat Celsius selama 24 jam. Hal yang menakjubkan, si lintah juga dapat bertahan selama 32 bulan pada suhu -90 derajat Celsius.
Para peneliti menyatakan, makhluk ini juga bisa selamat dari siklus pembekuan dan pelelehan yang berulang selama dua belas kali.
Salah satunya dari 20 derajat Celsius ke -100 derajat Celsius, kemudian kembali lagi ke 20 derajat Celsius. Menurut Dai Suzuki dan rekan-rekannya, spesies lintah lainnya tak bisa bertahan di suhu hingga minus 90 derajat Celsius. (Titania Febrianti/nationalgeographic.co.id)