Orangutan Ternyata Lebih Sering Berada di Tanah

Moh Habib Asyhad

Editor

Orangutan Ternyata Lebih Sering Berada di Tanah
Orangutan Ternyata Lebih Sering Berada di Tanah

Intisari-Online.com -Selama ini manusia sering menganggap bahwa orangutan lebih banyak menghabiskan waktu bergelantungan di pohon, dan akan turun jika habitatnya terganggu. Ternyata itu anggapan salah, karena sebuah riset terbaru menemukan, orangutan justru lebih banyak tinggal di tanah daripada di pohon.

Sejumlah peneliti yang di antaranya adalah peneliti orangutan ternama dunia, Erick Meijaard dan Brent Loken, mengobservasi perilaku orangutan Borneo (Pongo pygmaeus). Untuk mempermudah riset, kamera jebak disebar ke beberapa tempat di wilayah hutan Kalimantan dan Malaysia.

Penelitian sejenis sebenarnya sudah sering dilakukan, tapi lebih banyak banyak dilakukan dengan pengamatan langsung. Bila terdapat manusia, orangutan memang enggan turun ke tanah. Jadi, bila dikatakan bahwa orangutan hanya turun ke tanah bila habitat terganggu, itu bias.

Riset terbaru ini dilakukan sepanjang tahun 2006 hingga 2013. Dalam kurun waktu tersebut, didapatkan data yang mencakup 159.152 jebak yang ada di 1.409 titik. Hasil riset dipublikasikan di jurnal Scientific Report, Rabu (13/2).

Terdapat fakta baru dari penelitian tersebut; baik dalam kondisi habitat yang terganggu maupun tidak, orangutan menghabiskan waktu di tanah lebih banyak dari yang diduga sebelumnya. Ini berlaku bagi orangutan dewasa maupun anak-anak, jantan maupun betina.

Para peneliti menduga, moyang orangutan dahulu menghabiskan lebih banyak waktu di tanah daripada orangutan masa kini. Sehingga, orangutan masa lalu lebih mampu menjangkau wilayah yang luas.

Meski orangutan memang secara alami menghabiskan banyak waktu di tanah juga, pada habitat yang rusak, waktu yang dihabiskan oleh orangutan di tanah jauh lebih banyak. Hal ini dikarenakan minimnya pohon dan sumber makanan.

Kemampuan orangutan menghabiskan banyak waktu di tanah ini membuatnya punya kapasitas untuk hidup dan bermigrasi di wilayah hutan yang terfragmentasi. Peneliti menyarankan, wilayah hutan yang terfragmentasi seharusnya juga diikutsertakan dalam strategi konservasi orangutan.

Meski orangutan lebih banyak hidup di tanah, bukan berarti hutan dan pohon bisa ditebang. Orangutan tetap tidak bisa hidup jauh dari pohon. Risiko orangutan ketika berada di tanah juga besar.(Yunanto Wiji Utomo|kompas.com)