Susu Sapi Memiliki Rasa Mirip ASI

K. Tatik Wardayati

Editor

Susu Sapi Memiliki Rasa Mirip ASI
Susu Sapi Memiliki Rasa Mirip ASI

Intisari-Online.com – Para peneliti di Agricultural University, Beijing, Cina melaporkan telah berhasil memodifikasi gen 300 sapi perah sehingga sapi-sapi itu bisa menghasilkan susu mirip susu manusia (ASI). Para peneliti itu menyisipkan gen manusia pada gen sapi.

Adanya gen manusia ini membuat kelenjar susu sapi memproduksi susu yang banyak mengandung lisozim. Lisozim adalah protein yang banyak terdapat di dalam ASI. Susu sapi biasanya tidak mengandung banyak protein jenis ini.

Kadar lisozim yang tinggi ini membuat susu sapi-sapi memiliki rasa mirip ASI. Tidak hanya itu, Ning Li, kepala peneliti, mengklaim bahwa susu sapi tersebut juga lebih sehat dan lebih bergizi. Ning Li bahkan menyatakan, susu sapi ini bisa digunakan untuk program perbaikan gizi pada anak-anak di Cina. Di tahap awal, susu sapi ini bisa digunakan untuk program perbaikan gizi pada anak-anak di Cina. Di tahap awal, susu sapi ini akan diteliti dalam uji klinis selama tiga tahun.

Elizabeth Maga, peneliti University of California, Davis, AS, yang terlibat dalam penelitian ini menerangkan, ASI memiliki kadar lisozim 1.600 kali lebih tinggi daripada susu sapi. Protein ini memainkan peranan penting yang membuat susu disukai bakteri baik di usus.

Maga sepakat, ASI jauh lebih sehat daripada susu sapi. Anak-anak yang mendapat ASI lebih sehat daripada anak-anak yang minum susu sapi. Kata Maga, salah satu penyebabnya adalah karena lisozim bisa memberi nutrisi bagi bakteri baik di usus. Jika susu sapi diperkaya dengan lisozim, maka ia akan memiliki kualitas mirip ASI.

Namun, tidak semua pihak menyambut berita susu sapi memiliki rasa mirip ASI ini dengan gembira. Mereka menganggap, susu sapi ini tidak alami karena sapi-sapi itu telah menjalani proses rekayasa genetik. Hingga saat ini, rekayasa genetik di bidang pangan masih menyisakan banyak problem, terutama masalah keamanan. Penelitian Ning Li dkk di tahap awal memang menunjukkan susu sapi ini aman. Namun, itu masih belum bisa dijadikan dasar untuk mengklaim bahwa susu ini benar-benar aman dikonsumsi jangka panjang. (LiveScience/Intisari)