Intisari-Online.com – Sebuah sabuk pengaman pintar yang memberitahu ketika kita mengantuk, sehingga kita tidak berada dalam bahaya karena jatuh tertidur di belakang kemudi, sedang dikembangkan oleh para ilmuwan di Institut Biomekanik di Valencia.
Perangkat ini bekerja dengan ukuran denyut jantung pengemudi dan deteksi melalui sistem sensor yang dimasukkan ke dalam sabuk pengaman dan penutup kursi. Jika tingkat sensornya menurun, maka alarm peringatan berbunyi.
Jose Solaz dari Institut Biomekanik di Valencia, Spanyol, di mana perangkat Harken, sabuk pengaman pintar yang memberitahu ketika kita mengantuk, ini sedang dikembangkan, mengatakan, “Variasi denyut jantung dan tingkat pernapasan merupakan indikator dari pengemudi, karena keduanya berkaitan dengan kelelahan. Harken dapat memantau variabel tersebut dan mengingatkan pengemudi sebelum gejala mengantuk muncul.”
(Baca juga: Agar Tetap Aman Mengendarai Mobil Saat Hamil)
Para penciptanya mengatakan sistem inovatif ini dapat membatalkan gerakan mobil dari hanya mengambil denyut jantung dan laju pernapasan berkat bahan tekstil yang tertanam dalam penutup kursi dan sabuk pengaman.
Bahan-bahan tersebut terdiri dari kombinasi serat dan benang dengan sifat listrik yang dicampur dengan standar kursi dan sabuk pengalamn.
Menurut Royal Society for the Prevention of Accidents (ROSPA), kecelakaan karena kelelahan pengemudi sekitar 50 persen lebih mungkin mengakibatkan kematian atau cedera serius karena ini terjadi akibat kecenderungan kecepatan tinggi sopir yang tertidur lalu tidak bisa mengerem atau berbelok untuk menghindari atau mengurangi dampak. Demikian dilaporkan Daily Mail.
Kantuk mengurangi waktu reaksi, elemen penting dari mengemudi yang aman. Ini juga mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi sehingga kemampuan untuk melakukan kegiatan yang berdasarkan perhatian, seperti mengemudi, terganggu. Kecepatan dalam memproses informasi pun berkurang karena kantuk. Bahkan kantuk juga mempengaruhi pengambilan keputusan.
(Baca juga: Pengemudi Muda 10 Kali Lebih Berisiko Alami Kecelakaan)
Gangguan yang disebabkan oleh pengemudi yang lelah paling mungkin terjadi pada perjalanan panjang di jalan-jalan yang monoton, seperti jalan raya, demikian menurut penelitian. Pembalap muda, pengemudi truk, karyawan di perusahaan mobil, dan pekerja shift, adalah yang paling berisiko tertidur di belakang kemudi.
Kelelahan pada pengemudi menyumbang 20 sampai 35 persen kecelakaan serius dan data di Eropa menunjukkan 6.000 kematian karena kelelahan pengemudi. Sementara di Indonesia berdasarkan data dari Departemen Perhubungan, kematian akibat pengemudi yang mengantuk sekitar 683 kecelakaan di tahun 2013.
Mau mencoba sabuk pengaman pintar, yang memberitahu ketika kita mengantuk?
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR