Intisari-Online.com - Pemutusan hubungan kerja (PHK) bukan berarti kiamat, melainkan kesempatan untuk memulai karier, dan kehidupan baru. Dengan tetap realistis, optimistis, dan kemauan bekerja kerja, tak sulit merebut pasaran kerja kembali.
(Perbedaan Hak Pesangon Bagi Pekerja yang Resign dan di-PHK)
"Sadarlah akan apa yang terjadi di perusahaan Anda. Amati tanda-tanda, jangan menunggu di-PHK." Tanda-tanda kalau Anda sudah tidak "dipakai" biasa berwujud kurangnya dukungan atau tidak dilibatkannya Anda dalam pertemuan penting atau pembahasan proyek-proyek baru.
Namun, jika PHK benar-benar terjadi, jangan lantas hilang kendali. Anggap saja sebuah kesempatan meniti karier dan kehidupan baru. Lihat saja apa yang dilakukan Sherly. Ia di-PHK lantaran perusahaan manufaktur tempatnya bekerja dilanda pailit. Ia balik ke kampus mengambil kuliah jurusan akuntansi. Sebulan sebelum brevet akuntansinya keluar, ia diterima bekerja di bagian akuntansi.
(Catat! Ini Bukan Alasan Perusahaan untuk PHK)
Orang yang di-PHK biasanya mengalami lima tahapan:
Shock, penolakan, dan merasa tidak dipercaya
Ciri-ciri khas tahap ini ialah mati rasa dan emoh mengakui apa yang terjadi. Ia mungkin berpikir, "Ini tak mungkin terjadi pada diri saya!" atau "Mereka pasti tidak serius mem-PHK saya."
Takut dan cemas
"Bagaimana saya harus melunasi utang?", "Apa yang akan saya lakukan?", "Bagaimana jika saya tidak bisa bekerja lagi?" Pelbagai pertanyaan mendera. Dalam tahap ini ibaratnya ia sedang meratapi masa lalu. Ia juga menolak semua perubahan karena dirinya merasa terancam.
Menolak, marah, menyalahkan
Perasaan ini sering dibarengi dengan kesedihan dan depresi. Kalau tahap amarah ini hanya sementara, itu justru pertanda menggembirakan karena berarti ia masih mempunyai harga diri. Di tahap ini bisa jadi ia merasa sakit, baik fisik, emosi, ataupun mental. Namun, ia juga ragu apakah akan mampu bertahan.
Penerimaan dan pencarian
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR