Intisari-Online.com – Dalam dunia bisnis, beda antara pemenang dan pecundang adalah dalam hal kemampuan menyiasati tugas, kepandaian bergaul, dan kepintaran melakukan promosi diri.
Mungkin, unsur terpenting dalam pribadi pemenang adalah kemampuan untuk memisahkan kehidupan pribadi dengan kehidupan kerja. Pemenang tahu kapan harus melupakan masalah priadinya, dan mulai tekun dengan pekerjaannya.
Keyakinan, kebijakan, kontrol diri, dan pengaruh kehadirannya merupakan “magma”, sumber kekuatan bagi pemenang. Dalam kondisi apa pun ia mampu memegang kendali pimpinan, tanpa orang lain merasa dikesampingkan. Pemenang memiliki magnet yang mampu menyedot perhatian orang dan menghentikan aktivitas mereka hanya sekadar untuk menoleh ke arahnya.
Dalam menghadapi masalah, pemenang menyelesaikan sampai tuntas. Seorang pengacara, sebagai contoh, dulu merasakan bahwa ia paling gugup bila harus tampil di sidang pengadilan. Akan tetapi, mengingat pengadilan adalah bagian terbesar dari kerjanya, ia mencari konselor untuk mengatasi masalahnya. Sekarang, pergi ke pengadilan merupakan tugas favoritnya.
Pemenang juga memiliki rasa optimistis sepanjang waktu. Optimisme memang kekuatan yang mengagumkan dan mendorong pemenang mengatasi kegagalan karena ia melihat permasalahan sebagai tantangan.
Integritas pemenang terletak pada kemampuannya untuk menentukan tujuan, merencanakan langkah-langkahnya, dan tidak pernah “lupa” pada tujuan utama tersebut. Kemampuan ini memungkinkan pemenang memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
Dalam hal perekrutan karyawan, manajer pemenang tidak mencari orang yang mirip dirinya. Ia mencari pribadi dengan kemampuan dan pengalaman yang dapat menutupi kelemahannya. Pribadi pemenang selalu berusaha merekrut tim yang solid untuk memperkuat bisnisnya.
Pemenang mampu mempromosikan diri secara efektif tanpa mencolok, entah saat mengobrol dalam rehat kopi, sebelum pertemuan asosiasi perdagangan, atau lewat jurnal perusahaan dan asosiasi. Promosi diri bukanlah menyombongkan diri.
Jika Anda belum menjadi pemenang dan ingin menjadi salah satu di antaranya, cobalah cari seorang pemenang di sekitar Anda. Mengobrollah dengan dia di saat senggang. Anda akan menemukan bagaimana ia dapat menjadi pemenang dan belajar membangun kepribadian pemenang di dalam diri Anda.
Kemudian ikuti saran Shakespeare, “Bila Anda belum memiliki suatu jenis sifat yang unggul, berusahalah memilikinya.” (Intisari)