Pisang Menurunkan Risiko Leukemia

Agus Surono

Editor

Pisang Menurunkan Risiko Leukemia
Pisang Menurunkan Risiko Leukemia

Pisang (Musa paradisiaca), siapa tak kenal? Buah tropis ini menjadi buah penting di dunia. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, suatu kawasan dengan keanekaragamannya yang sangat tinggi. Namun, nama Musa diambil dari dokter kerajaan di zaman Kaisar Romawi Octavius Augustus pada 63 - 24 SM.

Ada banyak jenis pisang. Di Indonesia saja ada 300 kultivar. Akan tetapi, pada hakekatnya buah pisang dibagi atas dua kelompok besar: langsung bisa dimakan dan perlu diolah dulu. Yang pertama contohnya pisang ambon, pisang raja, atau pisang barangan. Sedangkan kelompok kedua adalah pisang tanduk.

Ada masyarakat yang menggunakan pisang sebagai buah pencuci mulut, ada pula yang menjadikannya sebagai makanan pokok, seperti di banyak negara Afrika, juga sebagian daerah di Papua dan Papua Nugini. Di Jakarta cobalah sate domba di seputaran Tanahabang dan jangan kaget melihat pisang tanduk rebus dijadikan menu pengganti nasi. Tak mengherankan kalau konsumsi pisang di benua Afrika sangat tinggi. Di Uganda misalnya, konsumsi pisang per kapita mencapai 243 kg/tahun. Bandingkan dengan konsumsi penduduk Indonesia yang hanya 5 kg/tahun/jiwa.

Pisang ternyata telah menjadi bagian dari diet manusa sejak ratusan tahun silam. Penelitian fosil di Papua Nugini menunjukkan adanya domestikasi dan budidaya tanaman ini lebih dari 10.000 tahun yang lalu.

Mirip dengan pohon kelapa, pohon pisang multifungsi. Mulai dari akar untuk obat-obatan, batang untuk rakit dan tali temali, daun untuk pembungkus, dan tentu saja buahnya. Bahkan campuran pisang muda dan sabun colek bisa digunakan untuk menambal tangki bensin yang bocor seperti diceritakan di bukuA Gecko for Luck karya Horst H Geerken.

Selain kandungan karbohidrat yang tinggi, pisang juga kaya akan vitamin (A, B1, B2, B6, dan C), serta mineral (potasium dan sodium) dengan kadar lemak rendah. Karena rendah kadar lemaknya, buah pisang merupakan buah yang banyak disarankan bagi orang tua dan mereka yang berbobot super.

Vitamin A bermanfaat untuk kesehatan mata. Vitamin B1 (tiamin) berperan dalam reaksi-reaksi penghasil energi. Kekuarangan tiamin dapat menyebabkan polyneuritis akibat terganggunya transmisi syaraf yang kekurangan energi. Vitamin B2 (riboflavin) dan B6 berperan penting dalam proses metabolisme tubuh. Kekuarangan riboflavin bisa menyebabkan gejala kulit rusak, saraf motorik terganggu, juga kelainan pada darah.

Sementara vitamin B12 merupakan vitamin yang sangat komplek molekulnya dan berperan dalam menjaga agar sel-sel tubuh kita berfungsi secara normal, terutama saluran pencernaan, sistem urat saraf, dan sumsum tulang. Sedangkan vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang berperan dalam penangkapan senyawa radikal bebas penyebab penuaan serta munculnya sel-sel kanker.

Kalium yang dimiliki pisang dengan kadar tinggi (yakni 400 mg dalam 100 g pisang matang) merupakan salah satu mineral yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Begitu juga dengan magnesium yang selain dapat membantu menurunkan tekanan darah juga mencegah denyut jantung tidak teratur. Sementara itu kromium dalam pisang merupakan suatu mikronutrisi untuk mendorong aktivitas enzim dalam metabolisme glukosa untuk energi dan sintetsis asam lemak dan kolesterol.

Daging pisang sangat lembut serta mengandung lemak dan minyak sehingga menjadikan buah ini mudah untuk dicerna tanpa menimbulkan banyak masalah, sehingga mampu melapisi dinding usus dan berfungsi sebagai alat antiradang yang bersifat mempercepat penyembuhan. Pisang juga mampu melapisi, menyejukkan, dan menyembuhkan peradangan lambung yang serius. Makanya tak mengherankan jika dokter spesialis anak selalu menyarankan pisang sebagai buah pertama yang dikenalkan pada bayi saat mereka mulai bisa dikenalkan pada makanan padat.

Penelitian seorang epidemiologis dari University of California, Marilyn Kwan, membuktikan bahwa mengonsumsi pisang secara rutin dapat menurunkan risiko terkena leukemia. Efek ini terlihat nyata kalau pisangnya dimakan secara teratur 4 - 6 kali seminggu sampai bayi berumur 2 tahun. Pisang mampu menjadi benteng pertahanan serangan leukimia sejak dini karena kaya vitamin C. Sebagai antioksidan vitamin C mampu menurunkan risiko kerusakan DNA. Dengan demikian otomatis proses munculnya kanker dapat dihentikan. Potasium dalam pisang juga terbukti menstabilkan DNA dan menurunkan peluang mutasi.

Jadi, sudahkan Anda makan pisang hari ini?

(Sumber: Intisari)