Intisari-Online.com – Nafsu makan anak yang rendah sering bikin orangtua resah. Gara-gara makanannya enggak enak? Mungkin saja. Mood makannya lagi kacau? Bisa jadi. Kalau ogah makan itu berlangsung lama, tentu bukan makanan atau mood-nya yang jadi problem. Untuk yang begini, intervensi lempuyang wangi, temulawak, temuhitam, atau jus tomat bisa jadi jalan keluar.
Dalam masa pertumbuhan, anak-anak butuh nutrisi sumber energi (semisal karbohidrat dan lemak) yang cukup agar lancar melakukan banyak aktivitas. Selain itu, mereka juga butuh vitamin, mineral dan serat, semuanya penting untuk menjaga kesehatan. Makanan yang disuguhkan ibu di rumah setidaknya mengandung satu unsur nutrisi serta sejumlah vitamin, mineral, dan serat. Gabungan unsur-unsur itulah yang sering disebut dengan gizi.
Sebenarnya, ada dua hal yang bisa menyebabkan anak tidak mau makan atau kehilangan nafsu makan. Pertama, secara fisiologis, yakni lantara anak menderita penyakit tertentu. Misalnya, seriawan, demam, anemia, dan sebagainya. Nafsu makan akan pulih setelah penyakitnya sembuh.
Penyebab kedua, lantaran persoalan psikis, biasa disebut anoreksia nervosa. Gejala ini muncul akibat kondisi psikis anak, seperti keadaan yang hendak berangkat remaja sehingga anak takut gemuk di tengah teman gaulnya yang rata-rata kerempeng, atau adanya gangguan emosional tertentu sehingga anak tergerak menjauhi makanan. Hilangnya nafsu makan dan keinginan untuk makan jenis ini sering diiringi berkurangnya berat badan. Jika memang masalah psikis yang memicu persoalan, hanya perbaikan kondisi psikis pula yang dapat membangkitkan kembali nafsu makan yang pergi entah ke mana.
Tanaman obat bisa digunakan sebagai obat penambah nafsu makan anak. Tumbuh-tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak nafsu makan, antara lain.
Memang, rasa tomat agak masam. Hal ini karena tomat kaya akan garam mineral, yang dengan segera menerbitkan nafsu makan, tak lama setelah menyantapnya. Mineral-mineral ini juga merangsang pengeluaran air liru, yang menambah rasa lapar dan memungkinkan makanan dicerna dengan lebih baik.
Dengan ramuan yang lebih bervariasi, anak pasti tak akan menyadari, nafsu makannya sedang dipacu. Perlu diingat, jika nafsu makan si anak sudah kembali normal, memberikan ramuan-ramuan tadi secara teratur, mulai dari seminggu sekali sampai sebulan sekali, tetap dianjurkan. (Intisari)