TOGA: Tomat Dongkrak Nafsu Makan Anak

K. Tatik Wardayati

Editor

TOGA: Tomat Dongkrak Nafsu Makan Anak
TOGA: Tomat Dongkrak Nafsu Makan Anak

Intisari-Online.com – Nafsu makan anak yang rendah sering bikin orangtua resah. Gara-gara makanannya enggak enak? Mungkin saja. Mood makannya lagi kacau? Bisa jadi. Kalau ogah makan itu berlangsung lama, tentu bukan makanan atau mood-nya yang jadi problem. Untuk yang begini, intervensi lempuyang wangi, temulawak, temuhitam, atau jus tomat bisa jadi jalan keluar.

Dalam masa pertumbuhan, anak-anak butuh nutrisi sumber energi (semisal karbohidrat dan lemak) yang cukup agar lancar melakukan banyak aktivitas. Selain itu, mereka juga butuh vitamin, mineral dan serat, semuanya penting untuk menjaga kesehatan. Makanan yang disuguhkan ibu di rumah setidaknya mengandung satu unsur nutrisi serta sejumlah vitamin, mineral, dan serat. Gabungan unsur-unsur itulah yang sering disebut dengan gizi.

Sebenarnya, ada dua hal yang bisa menyebabkan anak tidak mau makan atau kehilangan nafsu makan. Pertama, secara fisiologis, yakni lantara anak menderita penyakit tertentu. Misalnya, seriawan, demam, anemia, dan sebagainya. Nafsu makan akan pulih setelah penyakitnya sembuh.

Penyebab kedua, lantaran persoalan psikis, biasa disebut anoreksia nervosa. Gejala ini muncul akibat kondisi psikis anak, seperti keadaan yang hendak berangkat remaja sehingga anak takut gemuk di tengah teman gaulnya yang rata-rata kerempeng, atau adanya gangguan emosional tertentu sehingga anak tergerak menjauhi makanan. Hilangnya nafsu makan dan keinginan untuk makan jenis ini sering diiringi berkurangnya berat badan. Jika memang masalah psikis yang memicu persoalan, hanya perbaikan kondisi psikis pula yang dapat membangkitkan kembali nafsu makan yang pergi entah ke mana.

Tanaman obat bisa digunakan sebagai obat penambah nafsu makan anak. Tumbuh-tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak nafsu makan, antara lain.

  • Lempuyang wangi. Ambil rimpang lempuyang wangi kira-kira seukuran ¾ jari, cuci pakai air bersih. Parut dan beri air masak ¾ cangkir. Jangan lupa, tambahkan madu satu sendok makan. Hasil parutan itu diperas dan disaring, terus diminum 1x sehari.
  • Temulawak. Ini diberikan terutama pada balita. Rimpang temulawak kira-kira berukuran ½ jari, dicuci bersih. Parut, dan beri air masak dua sendok makan, plus madu satu sendok makan. Setelah diparut, diperas dan disaring, kemudian diminum 1x sehari.
  • Temuhitam. Potong rimpang temuhitam kira-kira seukuran ¾ jari. Agar rasanya lebih enak, campur dengan gula aren, cuci dengan air bersih, dan rebus sampai mendidih dengan tiga gelas makan (sampai airnya tinggal ¾ saja). Setelah dingin, disaring. Minumkan pada anak-anak 1x sehari.
  • Daun pepaya. Ambil daun pepaya yang agak muda dan segar, cuci pakai air bersih. Tumbuk sampai halus, dan beri air masak sekitar ¾ cangkir. Tambahkan madu satu sendok makan, lalu peras dan saring. Minumkan 1x sehari.
  • Daun sembung. Ambil daun sembung satu genggam. Cuci dan rebus dengan air sebanyak tiga gelas, sampai airnya tersisa ¾ saja. Tunggu sampai dingin, saring, campur dengan madu secukupnya. Minumkan 2x sehari.
  • Pegagan. Untuk ramuan nafsu makan, pegagan biasanya dicampur dengan bahan-bahan lain. 20 g pegagan dicampur dengan 20 g temuhitam, ditambah ½ sendok teh adas, dan gula aren secukupnya, dicuci, direbus dengan 400 ml air hingga airnya tersisa 200 ml, lalu saring. Airnya siap diminum.Takaran ini untuk orang dewasa.
Namun, tanaman obat semua itu memiliki rasa pahit. Kadang-kadang meski sudah ditambahkan madu, tetap saja rasa pahitnya tidak hilang. Bila tetap dijejalkan ke mulut anak, bisa-bisa anak mengalami trauma. Lama-kelamaan, anak akan membenci jamu. Nah, selain tanaman yang berasal dari kebun obat atau rempah-rempah, ada penampah nafsu makan yang dapat disajikan dengan lebih menarik. Salah satunya, jus tomat.

Memang, rasa tomat agak masam. Hal ini karena tomat kaya akan garam mineral, yang dengan segera menerbitkan nafsu makan, tak lama setelah menyantapnya. Mineral-mineral ini juga merangsang pengeluaran air liru, yang menambah rasa lapar dan memungkinkan makanan dicerna dengan lebih baik.

Dengan ramuan yang lebih bervariasi, anak pasti tak akan menyadari, nafsu makannya sedang dipacu. Perlu diingat, jika nafsu makan si anak sudah kembali normal, memberikan ramuan-ramuan tadi secara teratur, mulai dari seminggu sekali sampai sebulan sekali, tetap dianjurkan. (Intisari)