Intisari-Online.com – Kedelai mulai dikenal banyak manfaatnya bagi kesehatan dimulai dari Jepang dan Cina. Saat ini pemanfaatannya dalam berbagai bentuk, kedelai utuh, kedelai bubuk, susu kedelai, saus kedelai, dan minyak kacang kedelai. Akhir-akhir ini muncul dua pendapat tentang manfaat kesehatan kedelai, baikkah dikonsumsi oleh pria atau tidak.
Kacang kedelai mengandung nutrisi yaitu protein, zat besi, asam lemak omega-3, fosfor, molibdenum, triptofan, mangan, vitamin K, isoflavon, genistein, daidzein, serta fitoestrogen.
Penelitian menunjukkan bahwa kedelai dapat mengatur tekanan darah, gula darah, dan keseimbangan estrogen. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa asupan kedelai dapat membantu mencegah kanker prostat, payudara, dan usus besar serta yang kerap dialami pasca-menopause yaitu patah tulang pinggul dan aterosklerosis.
Beberapa efek samping umum dari kedelai
- Pengolahan kedelai biasanya dilakukan dengan mencuci menggunakan asam dalam tangki alumunium. Risikonya adalah alumunium merembes ke hasil produk kedelai.
- Hemagglutinin, yang ada dalam kedelai, menyebabkan sel darah merah mengumpul. Ini sangat mempengaruhi efisiensinya dalam menyerap dan mendistribusikan oksigen ke jaringan.
- Kedelai mengandung goitrogens yang diyakini mengganggu efisiensi fungsi kelenjar tiroid dengan menghalangi sintesis hormon tiroid.
- Phytates dalam kedelai diyakini melekat pada ion logam, sehingga mencegah penyerapan mineral seperti kalsium, magnesium, besi, dan seng. Hal ini mengganggu biokimia sistem. Pada non-vegetarian, pengaruh phytates melemah akibat makan daging; pada vegetarian lebih dipengaruhi oleh ini.
Efek kedelai pada pria
- Banyak penelitian menunjukkan bahwa asupan kedelai secara teratur dapat menurunkan jumlah sperma. Dalam penelitian oleh Jorge Chavarro di Harvard School of Public Health di Boston, disimpulkan bahwa kedelai mengandung bahan yang bisa membahayakan produksi sperma.
- Para ahli mengatakan bahwa kadar testosteron pada pria juga dipengaruhi oleh asupan kedelai.
- Isoflavon dalam kedelai memang memiliki efek pada perkembangan kanker prostat. Namun, hal itu berbeda sesuai dengan stadium penyakitnya. Sementara, isoflavon melindungi laki-laki berusia di atas 60 tahun dalam melawan kanker prostat. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas North Carolina di Chapel Hill menyebutkan mungkin isoflavon tidak memberikan perlindungan pada tahap awal kanker pada pria yang lebih muda.
Bentuk kedelai yang sebaiknya dihindari
- Kacang kedelai mentah harus dihindari, karena sulit dicerna dan dapat menyebabkan alergi.
- Bentuk kedelai yang tidak difermentasi dikenal menghasilkan berbagai reaksi alergi pada manusia seperti batuk, bersin, hidung meler, gatal-gatal, diare, kesulitan menelan, serta sebagai shock anafilaksis. Ini adalah efek dari phytates dan bahan-bahan lain seperti soyatoksin, inihibitor protease, saponin, oksalat, goitrogens, dan estrogen yang ada dalam kedelai.
Bentuk kedelai yang tidak berbahaya. Secara tradisional, kedelai dimakan dalam bentuk fermentasi. Inilah cara yang tepat untuk memakannya. Dengan bentuk fermentasi, diyakini semua efek yang merugikan dari kedelai dapat dihindari malahan mendapatkan semua manfaat kesehatan. Ada sejumlah produk kedelai fermentasi, seperti tempe, tahu, dan miso.
Jadi, apa kesimpulannya?
- Dalam penelitian, tidak jelas apa bentuk kedelai yang digunakan. Mungkin sudah ada faktor lain seperti obesitas yang juga berperan dalam jumlah sperma yang rendah.
- Seperti halnya makanan lain, orang yang berbeda akan bereaksi terhadap makanan yang sama dengan cara yang berbeda. Jika memang sudah memiliki jumlah sperma yang rendah, dianjurkan untuk menghindari kedelai dan pilih makanan lain yang bernutrisi.
- Apa pun yang dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan masalah sendiri, terlepas dari berapa banyak nutrisi yang disediakan.
- Bila memang ada faktor-faktor lain seperti faktor keturunan, obesitas, dll. yang berpengaruh pada Anda, memang sebaiknya kedelai harus dihindari daripada malah memperburuk masalah.
Setiap individu itu berbeda dengan kerja sistem tubuhnya pun berbeda. Efek dari makanan yang berbeda juga bervariasi pada individu yang berbeda. Pertimbangkanlah untuk mengonsumsi suatu makanan tertentu apakah itu baik atau tidak bagi sistem tubuh.