Intisari-Online.com – Menurut penelitian Prawirosudirdjo (1984) terhadap ibu-ibu di Jakarta, 38% responden menyatakan ASI yang hanya sedikit menjadi alasan mengapa mereka tidak memberikan ASI pada bayinya. Padahal banyak ibu yang sadar, betapa merupakan suatu anugerah kalau mereka bisa menyusui Permata Hatinya.
Ibu-ibu ini tahu benar manfaat ASI yang begitu besar. Mereka mengupayakan berbagai cara agar ASI-nya melimpah. Ada yang minum obat pelancar ASI. Ada pula yang mencoba apa “kata nenek”, yaitu makan makanan yang konon kabarnya dapat memperlancar produksi ASI. Salah satu sumber bahan makanan yang sudah melegenda dapat melancarkan ASI adalah daun katuk.
Kaya protein
Memang sudah sejak zaman dahulu, di negeri kita ada kebiasaan ibu-ibu yang baru melahirkan mengonsumsi daun katuk, Sauropus androgynus, Merr. Banyak dari mereka merasakan hasilnya. Mengasup daun katuk yang berwarna hijau tua ini benar-benar membuat ASI mereka melimpah. Pengalaman ini pun kemudian diteruskan dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi sehingga daun katuk pun terkenal sebagai herba “sakti” untuk memperlancar ASI. Kebiasaan ini tak hanya dilakukan di sini tapi juga di Malaysia, Thailand, dan India.
Melihat keajaiban daun katuk, sejumlah peneliti tergerak untuk melihat ada apa sebenarnya di dalam daun katuk. Ternyata luar biasa. Daun katuk mengandung berbagai zat gizi: protein, lemak, karbohidrat, dan serat. Kandungan proteinnya tidak tanggung-tanggung. Jauh lebih besar dibandingkan dengan sayuran hijau lainnya.
Selain kandungan gizi yang disebutkan tadi, daun katuk juga mengandung senyawa minyak esensial, saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, sejumlah asam amino. Masih ditambah lagi, vitamin A, B, C, dan mineral seperti kalsium, fosfor, dan zat besi. Juga mengandung tujuh senyawa aktif lainnya yang dapat merangsang penyerapan zat-zat gizi di saluran cerna, meningkatkan protein dan karbohidrat di tingkat sel yang dapat berdampak positif tehradap produksi ASI yang berkualitas.
Memang terbukti
Kandungan gizi dalam 100 g daun katuk adalah, energi 59 kal, protein 4,8 g, lemak 1 g, karbohidrat 11 g , kalsium 204 mg, fosfor 83 mg, zat besi 2,7 mg, vitamin A 10370 SI, vitamin B1 0,1 mg, Vit C 239 mg, Air 81 g.
Dari penelitian Kustifah (1991), terbukti serbuk daun katuk yang dibuat infus dapat meningkatkan produksi air susu mencit. Penelitian ini lalu dilanjutkan dengan uji efektivitas ekstrak daun katuk yang diberikan pada kambing selama 12 hari. Hasilnya, ekstrak ini meningkatkan produktivitas kumulatif air susu kambing lebih dari 20% dibandingkan dengan kambing yang hanya diberikan air saja (Suprayogi, 1993).
Selanjutnya, Prof. dr. H. Sardjono O. Santoso DSFK dan timnya melakukan uji efektivitas penggunaan daun katuk pada tikus yang diberikan ekstrak kering katuk selama 21 hari. Hasilnya, berat badan anak tikus dari induk tikus yang diberi ekstrak daun katuk meningkat lebih banyak daripada induk tikus yang hanya diberi air.
Dari pengujian tadi, Prof. Santoso, ahli farmakologi UI, memberanikan diri memproduksi tablet daun katuk – merupakan obat asli Indonesia – untuk memperlancar ASI. Jadi, ibu-ibu yang mau praktis dan tidak menyukai aroma katuk tinggal menenggak tablet ini. Apakah mengonsumsi daun katuk segar sama khasiatnya dengan tablet daun katuk, masih belum diketahui.
Kini ibu-ibu yang baru melahirkan boleh yakin bahwa “apa kata nenek” itu ada benarnya. (Dra. Lucie Widowati, M.Si. – Menu Sehat)