Intisari-Online.com - Selain kopi, kafein juga bisa dijumpai di dalam bahan makanan lain seperti daun teh, biji kopi, dan biji kakao (yang digunakan untuk membuat cokelat). Kafein telah digunakan selama berabad-abad dan juga dapat dibuat oleh manusia.
Konsumsi kafein dalam takaran sedang untuk orang dewasa adalah 300 mg per hari. Ini setara dengan dua atau tiga cangkir kopi atau lima hingga enam kaleng minuman bersoda yang berkafein.
Namun, meskipun kafein merupakan salah satu zat makanan yang paling banyak diteliti di dunia, ada beberapa pandangan keliru mengenai efek yang ditimbulkannya terhadap tubuh.
Inilah jawaban terhadap beberapa kekhawatiran yang umum tentang kafein:
- Semua minuman bersifat memberikan cairan pada tubuh termasuk minuman yang mengandung kafein. Meskipun kafein dapat memberikan efek diuretik ringan untuk jangka pendek (mendorong produksi air seni) pada individu yang tidak biasa mengonsumsinya, penelitian menunjukkan bahwa tidaklah demikian halnya bagi orang yang menikmati kafein secara teratur.
- Minum minuman berkafein tidak membuat tulang menjadi lemah atau menyebabkan osteoporosis. Selama lebih dari lima belas tahun, serangkaian organisasi ilmiah dan organisasi advokasi pasien telah menyimpulkan bahwa kafein dalam minuman bersoda tidak mempunyai efek negatif pada individu yang sehat sejauh asupan kalsiumnya mencukupi.
- Pada sebagian besar orang, kafein tidak mengakibatkan rasa terbakar atau nyeri pada ulu hati akibat naiknya asam lambung. Pada tahun 2010 dilakukan kajian terhadap literatur yang ada mengenai efek minuman berkarbonasi, baik yang berkafein maupun tidak, terhadap penyakit naiknya asam lambung ke kerongkongan. Hasilnya, tidak ditemukan adanya bukti langsung bahwa minuman berkarbonasi memicu atau memperparah kondisi ini. (dari berbagai sumber)