Intisari-Online.com - Layaknya rutinitas yang dilakukan setiap hari, hubungan intim suami-istri bisa mencapai titik jenuh. Saat jenuh berhubungan seks dengan pasangan, seseorang perlu memperhatikan makanan, olahraganya, dan beberapa kita yang akan dibahas di dalam tulisan ini.
---
Sebenarnya, pola hubungan itu dapat dipahami dengan melihatnya dalam dua jenis, yaitu menumbuhkan dan mempertahankan. Yang termasuk menumbuhkan adalah segala kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan cara melakukan aktivitas berdua yang bermakna dan menyenangkan dengan tujuan untuk menguatkan hubungan.
(Baca juga: 6 Keinginan Pengantin Pria)
Aktivitas-aktivitas yang berkaitan bisa berupa pemberian bunga, jalan-jalan bersama, makan malam bersama, mengirim katakata cinta, berdansa bersama, tertawa bersama, menunjukkan rasa cinta, apresiasi, ketertarikan, berbagi harapan bersama, dan masih banyak lagi.
Sedangkan aktivitas mempertahankan adalah melakukan tanggung jawab harian yang harus dilakukan untuk dapat meneruskan hidup. Contohnya adalah mencari nafkah, membersihkan rumah, membayar tagihan-tagihan, berbelanja barang-barang kebutuhan pokok, mencuci, dan lain sebagainya.
Pada awal hubungan, Anda mungkin menghabiskan 90% waktu untuk menumbuhkan dan hanya 10% untuk mempertahankan. Seiring waktu berlalu, persentasenya akan semakin berimbang dan akhirnya mencapai level sama, bahkan berbalikan. Tapi Anda tetap bisa saling mencintai.
Namun ada pasangan yang aktivitas menumbuhkannya hanya 10% dan aktivitas mempertahankan 90%. Stres pun terjadi. Anda kecewa, dan hubungan dengan pasangan tidak menyenangkan lagi. Maka hubungan seksual juga terpengaruh. Terasa sebagai sesuatu yang monoton, bisa ditebak, dan membosankan. Anda bisa merasa jenuh berhubungan seks dengan pasangan.
Munculnya kebosanan dalam hubungan seksual, jika berlangsung dalam waktu yang panjang dapat memberikan dampak terhadap kepuasan seksual. Perasaan tersebut dapat merefleksikan kurangnya kegairahan dalam hubungan perkawinan.
(Baca juga:Seks dengan Pakaian Lengkap?)
Selain kurangnya aktivitas berkualitas dalam hubungan perkawinan, hal lain yang dapat mempengaruhi adalah kurangnya komunikasi seksual. Komunikasi seksual yang dimaksud adalah bentuk komunikasi verbal kala masing-masing individu dapat memberitahukan pasangannya mengenai harapan dan keinginannya dalam hubungan seksual.
Hal ini dirasa penting karena masing-masing orang memiliki harapan atau ekspektasi yang berbeda dalam hal pemuasan seksual mereka. Namun, terkadang karena kurangnya pengetahuan akan seksualitas diri sendiri maupun lawan jenis, informasi ini kurang dapat digali dan disadari. Apalagi jika hal itu ditambah dengan hambatan budaya atau agama yang membuat individu merasa canggung atau malu untuk dapat menyadari dan membicarakan mengenai seksualitas dirinya maupun pasangannya. Jadi, sangat mungkin Anda bisa terjebak di dalam rasa jenuh berhubungan seks dengan pasangan.
-bersambung-
---
Tulisan ini ditulis oleh Indah Sari hutauruk, M.Psi., fakultas Psikologi universitas Indonesia. Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari edisi Extra Mei 2014 dengan judul asli Perlu Playful Saat Jenuh Bersetubuh.