Intisari-Online.com - Untuk menghadapi aksi teror yang makin merejalela militer AS membentuk gugus tugas (task force) paling spesial yang para personelnya diambil dari anggota-anggota terbaik pasukan khusus.
Gugus tugas tersebut dinamai Task Force 88. Dibanding kesatuan-kesatuan elite lain, Task Force 88 memang masih termasuk satuan baru.
Apalagi aksi Task Force 88 baru diketahui pasca-Serangan 11 September 2001.
Meski gugus tugas ini bukan merupakan pasukan yang benar-benar baru para personelnya sudah kenyang pengalaman tempur.
Mereka adalah jelmaan dari unit anti-teror yang anggotanya dicomot dari personel terbaik Delta Force, 75th Ranger Regiment, 24th Special Tactics Squadron, dan US Naval Special Walfare Development Group (DEVGRU).
Sebagai gugus tugas sangat elite, Task Force 88 merupakan jelmaan dari Task Force 21, hasil peleburan Task Force 20 dan 5 yang pernah terjun di peperangan Afganistan pada 2003.
Gugus tugas ini selanjutnya diubah lagi jadi Task Force 121, lalu 626, 145, dan sekarang 88. Inilah nomor gugus tugas yang setidaknya dilaporkan muncul pada 2008.
Karena turut mendukiung kepentingan operasi militer intelijen, CIA juga menyertakan pasukan paramiliternya ke dalam Task Force 88.
Mereka diambil dari Special Activities Division (SAD). Sumber lain juga ada yang menyebut, TF-88 diperkuat pula unsur pasukan elite dari Inggris.
Mereka dicomot dari British Special Air Service dan British Special Boat Service.
Baca juga: Pasukan Khusus Sepatutnya Memang Tak Mengenal Kata Lengah, Apalagi Masuk Jebakan Teroris
Kementerian Pertahanan sepertinya tak mau melepas kesertaan SAS dan SBS setelah melihat kontribusi nyata mereka dalam perburuan tokoh papan atas Al-Qaeda dan pimpinan Irak.
Source | : | warhistoryonline.com,military.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR