Intisari-Online.com - Cinta harus selalu berkorban? Ah, itu dulu. Banyak hal yang dulu kita yakini sebagai sebuah kebenaran kini terbantahkan. Penelitian-penelitian ini menunjukkan empat dari tujuhfakta yang membantah kepercayaan lama mengenai cinta:
Dulu: Pacar dan teman tak harus seiring sejalan
Kini: Pilih kekasih yang disukai teman
“Sebuah studi terbaru di tahun 2013 menemukan bahwa kita akan merasa lebih bahagia kerika teman-teman menunjukkan dan mengekspresikan rasa bahagianya untuk kita,” ujar Melody Wilding, seorang licensed MSW dan therapist for female entrepreneurs.
Dukungan dari teman-teman biasanya akan memperkuat perasaan positif kita akan sesuatu, termasuk hubungan cinta.
Dulu: Cinta adalah pengorbanan
Kini: Batasi pengorbanan
Pengorbanan memang penting tapi terlalu banyak berkorban juga tidak sehat dalam sebuah hubungan. Demikian hasil studi yang dipimpin oleh Casey Totenhagen, Ph.D dari University of Arizona.
Menurut Casey, berkorban untuk membuat pasangan senang memang bagus, tapi melakukannya saat sedang stres bukanlah pilihan baik, karena Anda akan melakukannya dengan terpaksa. Pada akhirnya, Anda dan dia sama-sama tidak bahagia.
Dulu: Jadi pendengar yang baik
Kini: Respons positif
“Salah satu tip terbaik yang pernah saya dapatkan dari penelitian yang berkaitan dengan memperkuat hubungan adalah aktif memberikan respons, ujar John Schinnerer Ph.D, seorang positive psychology coach and anger management specialist di California.
Dalam sebuah hubungan cinta, respons positif untuk pasangan sangatlah penting. Ketika pasangan menyampaikan berita bahagia karena baru saja mendapatkan promosi di kantor, respons positif dari Anda dalam bentuk pujian dan pelukan akan membuat si dia sangat berarti.
Dulu: Mengeluh
Kini: Menerima dan bersyukur
Seberapa sering pasangan Anda berusaha melakukan sesuatu yang menyenangkan hati? Meski mungkin saat itu dia terlambat datang dan membuat Anda kesal, jangan lantas meluapkan kekesalan Anda. Daripada mengeluh, cobalah bersyukur.
“Apa pun pengorbanan pasangan, sediakan waktu lebih untuk mensyukurinya. Fokus pada rasa bersyukur memiliki kekasih romantis bisa menjadi relationship booster shot,” kata Sara Algoe, Ph.D., penulis dan pemimpin studi Positive Thinking and Romantic Partners dari University of North Carolina, Chapel Hill.
Dalam penelitiannya, Sara mendapatkan fakta bahwa naik turunnya kualitas hubungan berkaitan dengan perasaan bersyukur.
(Bestari Kumala Dewi/Equita Maulidya/chicmagz.com)