Intisari-Online.com - Apa yang akan Anda lakukan bila tiba-tiba sepulang sekolah si kecil mengeluh bahwa ia tidak suka pada gurunya dan sebaliknya, sang guru pun tak suka pada perilaku si kecil? Sebagai ibu, Anda mungkin akan marah, kenapa guru si kecil membencinya? Namun Anda juga harus bisa menguasai emosi dan berkepala dingin untuk mengatasinya.
Ya, terkadang, anak memang suka mengira gurunya tampak membencinya, karena memberinya lebih banyak tugas ketimbang murid lainnya. Seolah-olah, tugas yang diterimanya sebagai hukuman. Kadang pula kita sebagai orangtua menganggap itu adalah sikap sementara yang ditunjukkan si anak ketika sedang bosan dengan pelajaran yang dianggapnya sulit. Lalu kita hanya menanggapi hal itu sekadarnya saja.
Padahal, sebagai orangtua Anda seharusnya selalu menyadari sekecil apa pun keluhan yang anak rasakan di sekolahnya. Bisa jadi hal itu membawa dampak lebih buruk di kemudian hari. Misalnya, si anak jadi semakin malas pergi ke sekolah, karena merasa ia menjadi satu-satunya murid yang tak disukai gurunya di dalam kelas.
Nah, agar si kecil tak protes lagi tentang gurunya, ini solusinya:
(Baca juga: Takut Ke Sekolah)
1. Cari tahu dulu apa yang menjadi akar permasalahan si anak.
Kenapa ia jadi sangat membenci gurunya? Kenapa ia merasa tak disukai oleh gurunya? Caranya, ajak si kecil berdiskusi dalam suasana yang santai dan nyaman. Misalnya, di sore hari setelah ia bangun dari tidur siangnya, sediakan minuman dan camilan kesukaanya di meja teras rumah.
Jika si kecil masih belum terbuka, jangan paksakan dia untuk mau bercerita segera. Perlahan tapi pasti Anda tetap bisa memancing si kecil untuk mau mengeluarkan isi hatinya, kok. Antara lain dengan mencoba menceritakan apa yang pernah Anda alami di sekolah dulu semasa di usianya. Jika Anda pernah dimarahi guru, ceritakan kenapa si guru marah kepada Anda, apa kesalahan Anda, dan bagaimana menyelesaikannya agar si guru kembali menyukai Anda di kelas.
Dengan mendengar contoh nyata seperti yang Anda ceritakan, bisa jadi si kecil terpancing untuk menceritakan juga masalahnya dengan sang guru di kelas. Mungkin Anda akan marah ketika tahu bahwa ternyata anak Anda tak bersalah, melainkan gurunya yang bertindak berlebihan terhadap muridnya. Coba bersabar, lihat 1-2 hari ke depan, apakah setelah si kecil “curhat” ia masih tetap pulang dengan wajah cemberut ataukah sudah ada perubahan?
(Baca juga: Agar Anak Tak Takut Saat Harus Pindah Sekolah)
2. Pergi ke sekolah bersama si kecil.
Jika ternyata anak Anda masih mengeluhkan hal yang sama, bahkan ia menjadi enggan mengerjakan PR dari guru tersebut, tekadkan esok harinya untuk ke sekolah bersama si kecil. Temui kepala sekolahnya dan minta waktu untuk berbicara empat mata dengan guru yang bersangkutan. Ungkapkan kenapa Anda sampai membutuhkan waktu untuk berkomunikasi khusus dengan gurunya. Jelaskan pula apa yang dialami si kecil di rumah setiap ia pulang sekolah.
Banyak orangtua merasa anaknya baik-baik saja dan menilai guru di sekolah berlebihan mendidik murid-muridnya. Sebaliknya, banyak juga guru yang tak terima dikomplain oleh orangtua berkaitan dengan perilaku anak-anak mereka. Agar masalah tak menjadi berkepanjangan dan menghindari perasaan tak enak di antara guru dan orangtua, buatlah kesepakatan dengan sang guru bagaimana agar perkembangan anak di sekolah menjadi tak terganggu.
Jika memang si kecil memiliki perilaku yang mengganggu teman-teman lainnya di kelas, Anda sebagai orangtua harus bisa mengakui itu dan menerima jika gurunya mengambil sikap untuk mendidik anak, dengan catatan tanpa kekerasan fisik maupun verbal. Tawarkan “hukuman” yang mendidik, misalnya memberi PR lebih banyak dengan tujuan agar energi si anak akan lebih terpakai untuk hal-hal yang positif. Tidak sulit, bukan? (Intan Y. Septiani / Tabloid Nova)