Intisari-Online.com - Alangkah baiknya jika sejak dini anak-anak sudah dibiasakan untuk mau dan terbuka membicarakan pengalaman masa lalunya. Orangtua perlu memandu anak untuk mengingat memorinya dengan menyisipkan cerita-cerita baik pada awal, pertengahan, dan akhir cerita si anak.
Agar anak terbiasa melakukan ini, menurut Dr Patricia Bauer, psikolog dan peneliti senior dari Emory University, kuncinya ada pada ibu. Artinya, ibu yang memandu si anak untuk menceritakan masa lalunya ada baiknya memberi komentar yang positif.
(Baca juga: Kurang Imajinasi, Kurang Daya Ingat)
“Katakan, misalnya, 'Yang kita lakukan tadi sangat menyenangkan, ya? Kamu suka, kan?' Atau 'Bisa kita lanjutkan ceritanya, kan, Sayang?' Cara lain adalah dengan bertanya secara terbuka, santai, dan simpel kepada si anak, dimulai dengan kata apa, siapa, di mana, kapan, bagaimana," tutur Dr Bauer.
Penelitian mengatakan, anak-anak yang ibunya memiliki sikap cermat dan rutin dalam memandu si anak saat memanggil kembali memorinya akan mampu membuat si anak mengingat memorinya hingga batas usia 4-5 tahun, danlebih detail ketimbang anak-anak lain yang seusianya.
(Baca juga: Makanan Perangsang Otak)
Metode yang dilakukan dengan cermat seperti itu akan memudahkan para ibu untuk melatih si anak mengingat memorinya, kata Catherine Haden, psikolog dari Loyola University Chicago, dan penulis mengenai masalah para orangtua serta anak-anak usia pra-sekolah.
“Ibu yang sering melatih anaknya mengingat memorinya dengan cara cermat, akan mengetahui hasilnya dengan tersenyum bangga,” tegasnya. (Intan Y. Septiani / www.tabloidnova.com)