Intisari-Online.com. - Di Indonesia, ayah rumah tangga(ART) mulai tak asing lagi. Tapi apakah dengan menjadi ART Anda jadi tak bisa bekerja membantu perekonomian keluarga? Belum tentu. Yuk, simak kisah ayah rumah tangga yang sukses berkarya berikut ini.Veby Surya Wibawa: kerja iya, ayah rumah tangga iyaMenjadi ayah rumah tangga pun dirasakan oleh Veby Surya Wibawa. Komikus ini menjalankan aktivitas kerumahtanggaan, antara lain mengantar dan menjemput anak sekolah, mencuci piring, memasak, belanja kebutuhan sehari-hari. Sisanya? Veby mengolah website www.haltebikumiku.com dan berkarya lewat komik.Selama menjalani bagian dari pekerjaan ART tersebut, Veby merasa senang meski juga berat sebenarnya, terutama ketika mengurus anak. Menurut Veby, bagaimana cara kita saat ini mengurus anak akan berdampak pada seperti apa ia di masa depan. Namun, hal itu harus dilakukan mulai sekarang.Pekerjaan menjadiayah rumah tangga dimulai ketika Veby memutuskan resign dari kantornya dan melakukan pekerjaan dari rumah. “Ingin punya waktu yang lebih berkualitas dengan keluarga,” ujarnya.Setelah bekerja di rumah lah, Veby menyadari pekerjaan rumah tangga tidak bisa hanya dilimpahkan pada istri seorang. Dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, ia pun menjadi paham bagaimana luar biasanya menjadi seorang ibu rumah tangga.“Rumah tangga itu kebanyakan kerjaan fisik, sedang mengasuh anak itu kerjaan fisik dan mental. Terlalu berat kalau istri saya sendiri yang menanggung,” tuturnya.Menjadi ayah rumah tanggabukan berarti tak bisa bekerja. Buktinya, sambil membantu urusan rumah tangga pun Veby juga bisa berkarya. Kini ia sudah menghasilkan tujuh komik solo, satu komik kolaborasi bersama sang istri, dan enam komik kompilasi. Luar biasa, bukan? Karyanya yang terkenal antara lain33 Pesan Nabi, 5 Pesan Damai,danIslam Sehari-hari.“Alhamdulillah dibukukan semua. Ada satu pesanan sebuah lembaga hukum anti korupsi, tapi belumlaunch,” ujar Veby.(Baca juga:Sukses Bekerja di Rumah)Kiat berperan jadi ‘Ayah Rumah Tangga’Menurut psikolog keluarga Ratih Irahim,untuk menjalankan profesi ini pasangan harus terlebih dahulumemiliki penerimaan yang benar mengenai konsep ayah rumah tangga. Jika pun ada keberatan, baiknya sudah sejak awal dibicarakan, bagaimana menghadapi kondisi itu. Jangan sampai sang istri di tengah jalan menjadi malu sendiri karena suaminya ‘hanya’ tinggal di rumah.Bisa juga problem justru dirasakan pihak suami yang ketika menjadi ayah rumah tanggamalah tidak bahagia lantaran judgement sosial, misalnya ‘lelaki kan kepala rumah tangga, harusnya bekerja!’ yang dilontarkan sekitar.Belum lagi egoisme kelelakian yang membuat suami merasa istrinya lebih superior dibanding dirinya, itu bisa membunuh kepercayaan diri dan memercikkan konflik jika tak diatas dengan baik. Karena ketika suami merasa inferior, akibat yang dapat terjadi adalah dia menjadi lebih kasar atau menjadi menuntut banyak ke istrinya.Menurut Ratih, yang penting menjadi prioritas adalah kebahagiaan keluarga. Karena saat Anda tidak bahagia menjalaninya, akan ada banyak sekali kompensasi yang harus Anda lakukan untuk menutup ketidakbahagiaan itu. Kondisi ini juga berpotensi merusak Anda dan orang-orang yang Anda sayangi.“If you’re happy with your life, if you’re happy with what you doing, apapun yang kamu kerjakan akan jadi buah yang bagus,” pungkas Ratih.>> Menjadi Ayah Rumah Tangga (1)>> Menjadi Ayah Rumah Tangga (2)