Relationship Obsessive-Compulsive Disorder: Perusak Kehidupan Seksual

Ade Sulaeman

Editor

Relationship Obsessive-Compulsive Disorder: Perusak Kehidupan Seksual
Relationship Obsessive-Compulsive Disorder: Perusak Kehidupan Seksual

Intisari-Online.com – Orang-orang yang sedang menjalani hubungan namun secara konstan mempertanyakan apakah pasangannya mencintai dirinya, atau apakah dia sudah menemukan pasangan yang tepat, mungkin memiliki suatu kondisi yang disebut relationship obsessive-compulsive disorder (ROCD).

Suatu penelitian terbaru menemukan bahwa orang-orang dengan gejala ini lebih sedikit merasa puas dengan kehidupan seks mereka dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengalaminya. Dengan kata lainrelationship obsessive-compulsive disorder merupakan salah satu faktor perusak kehidupan seksual pasangan.

Dalam penelitian ini, orang-orang dengan gejala relationship obsessive-compulsive disorder yang dapat melibatkan perilaku terus-menerus menilai kembali apakah dirinya mencintai pasangannya, meragukan cinta pasangannya atau berpikir tentang kekurangan fisik pasangannya, akan merasa kurang puas dengan kehidupan seksnya dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengalami gejala ini.(Baca juga: Sering Putus-Nyambung? Bisa Jadi Gejala Relationship Obsessive-Compulsive Disorder)

Para peneliti menyatakan bahwa tingkat kepuasan seksual yang rendah ini terjadi karena menurunnya kepuasan terhadap hubungan. Dengan kata lain, gejala relationship obsessive-compulsive disorderdapat disebut sebagai salah satu faktor perusak kehidupan seksual karena mengurangi kebahagiaan suatu hubungan, yang pada akhirnya berdampak pada kehidupan seks.

Temuan ini, yang dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine, dapat berimplikasi pada pengobatan orang-orang dengan masalah hubungan dan seksual.

“Gejala ROCD seringkali diabaikan oleh terapis keluarga dan pasangan,” ujar Guy Doron, dari School of Psychology di Interdisciplinary Center (IDC) Herzliya, Israel.(Baca juga: Konseling Pasangan Bukan Cara Mengatasi Relationship Obsessive-Compulsive Disorder)

Doron juga menambahkan, dengan adanya temuan ini, sangat mungkin faktor perusak kehidupan seksual pasangan merupakanrelationship obsessive-compulsive disorder, namun, sayangnya, mereka tidak mengetahuinya. (LiveScience)