6 Kalimat yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Orangtua (2)

Birgitta Ajeng

Editor

6 Kalimat yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Orangtua (2)
6 Kalimat yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Orangtua (2)

Intisari-Online.com - Kehidupan yang serba cepat dan sibuk bisa membuat orangtua lupa diri saat berkomunikasi dengan anak. Hasilnya, beragam kalimat yang seharusnya tak didengar buah hati pun menjadi santapan sehari-hari. padahal, beberapa kalimat memiliki kemampuan untuk memengaruhi hingga menyakiti hati si kecil. Berikut ini enam kalimat yang sebaiknya tidak diucapkan orangtua.

1. “Kamu harusnya bisa lebih pintar…

Sama halnya membanding-bandingkan, kalimat seperti ini bisa berdampak luar biasa. Ingat, beljar adalah sebuah proses trial and error. Anak boleh jadi tidak tahu bahwa mengambil cokelat dari kulkas bisa dilakukan tanpa perlu membuat kulkas berantakan. Apabila diingatkan dan diberi tahu bagaimana seharusnya ia mengambil dengan baik, tentu akan lebih baik untuk perkembangannya.

Namun, jika suatu hari anak melakukan kesalahan serupa pun, kalimat seperti ini tetap saja tidak suportif dan tak bermanfaat. Lebih baik, sampaikan secara spesifik, seperti, “Kalau mau mengambil cokelat, Adik boleh, kok, minta tolong Mama…”

2. “Cukup atau Mama Hukum!

Ancaman biasanya muncul akibat orangtua frustrasi menghadapi tingkah anak. Kalimat ancaman tak efektif untuk membuatnya tak melakukan kesalahan lagi.

Masalahnya, cepat atau lambat, Anda harus mewujudkan ancaman itu agar tetap memiliki kekuatan di hadapan anak. perlu diketahui, semakin dini usia anak, semakin lma pula ia memahami perintah. Akan jauh lebih efektif mengembangkan taktik yang konstruktif atau melakukan sanksi ‘time-out’, ketimbang memberi ancaman verbal.

3. “Ayo, Cepat!

Di zaman yang serba cepat, siapa, sih, yang tidak pernah mendengar kalimat seperti itu? lihat saja, setiap pagi orangtua memburu-buru anaknya supaya segera mandi, makan, memakai seragam dan sepatu, serta seterusnya.

Jika ini rutin dilakukan, sebaiknya Anda perlu waspada. Anak akan merasa bersalah karena telah membuat orangtuanya menjadi begitu “heboh” dan panik, tetapi hampir tidak ada anak yang kemudian berubah perilakunya.

Jadi, daripada membentak dan memburu-buru anak setiap pagi, lebih baik mencari cara yang lebih “tenang” untuk meminta anak melakukan sesuatu. Misalnya, mengambilkan anak sepatu, mematikan TV agar anak tidak menonton acara kartun sambil makan pagi, bangunkan anak lebih dini, dan sebagainya.

Nah, itu tadi enam kalimat yang sebaiknya tidak diucapkan orangtua. Semoga bermanfaat.

(Sumber: Tabloid NOVA)

-selesai-