Intisari-Online.com - Dengan bermain, anak bisa menjelajahi dunianya dan mengembangkan kompetensi dalam usaha untuk mengatasi dunianya. Dengan bermain pula, perkembangan otak anak akan mendapat stimulus positif. Ternyata ada pengaruh bermain bagi perkembangan otak anak.
---
Suatu sore, sementara Adi, seorang anak berumur 7 tahun, asyik bermain dengan temannya, ibunya justru tidak bisa duduk tenang di teras rumah. Pasalnya, Adi berlari-larian tak tentu arah bersama teman-temannya sambil tertawa riang. Karena khawatir Adi terjatuh atau terluka, ibunya melarang dia bermain lagi. Padahal, baru sekitar 10 menit anaknya bermain.
Barangkali sebagai orangtua, kita juga sering melarang anak bermain seperti ibunya Adi. Padahal, kata psikolog Ratih Ibrahim, bermain adalah pekerjaan anak-anak. Belajar apa pun di usia yang makin muda adalah melalui bermain. “Mengapa bermain? Karena dalam bermain terkandung unsur menyenangkan, informal, ekspresif, bergerak aktif, dan jujur,” kata Ratih.
Dalam ilmu psikologi, bermain adalah suatu aktivitas yang membantu anak dalam mencapai perkembangan yang utuh, baik secara fisik, intelektual, sosial, moral, maupun emosional. Bermain merupakan suatu kegiatan menyenangkan dan spontan sehingga hal ini memberikan rasa aman secara psikologis pada anak.
Dengan bermain, anak mengembangkan kemampuan untuk memahami suatu konsep secara ilmiah tanpa paksaan dan dengan cara yang menyenangkan. Selain itu, ada pengaruh bermain bagi perkembangan otak anak.
Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai pengaruh bermain bagi perkembangan otak anak, silakan baca Majalah Intisari edisi Extra November: Cerdas IQ Pasti Sukses Tapi EQ Anak di Tangan Anda.
Penulis | : | Birgitta Ajeng |
Editor | : | Birgitta Ajeng |
KOMENTAR