Intisari-Online.Com -Berdasarkan studi JAMA Pediatrics, anak muda yang tinggal di pedesaan bunuh diri dua kali lipat lebih banyak dibanding anak muda yang tinggal di kota. Belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini, tapi tampaknya lokasi tempat tinggal mempengaruhi keinginan bunuh diri pada anak muda. Para peneliti menemukan, lokasi geografis memainkan peranan yang sangat besar. Orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan memiliki akses yang rendah terhadap pelayanan kesehatan mental. Di pedesaan tidak ada psikolog atau psikiatris. Stigma buruk melingkupi orang-orang yang mencari pertolongan untuk mentalnya. Lokasi yang terpencil juga berarti lingkup sosial yang lebih kecil dan lebih sedikit orang yang bisa membantu. Tingginya angka pengangguran dan kegagalan ekonomi menyebabkan orang-orang di pedesaan stres.
Selain itu, lokasi tempat tinggal mempengaruhi keinginan bunuh diri pada anak muda karena adanya akses yang lebih bebas terhadap senjata api daripada mereka yang di perkotaan.
Studi yang melihat data dari 66.000 anak muda berusia 10 hingga 24 tahun akibat bunuh diri di AS ini, menemukan kasus bunuh diri di pedesaan meningkat signifikan dari tahun 1996-2010. Hampir setengah dari jumlah yang disebutkan tadi, bunuh diri menggunakan senjata api dan sisanya dengan gantung diri. Menurut para peneliti, hal tersebut tidak mengherankan karena kasus bunuh diri di perkotaan bisa turun seiring dengan menurunnya angka kepemilikan senjata api.
Banyak yang berpendapat harusnya ada kebijakan yang lebih ketat mengenai kepemilikan senjata api. Namun, menurut Frederick Rivara, M.D., profesor pediatri di University of Washington, yang terpenting adalah menjaga keamanan saat menyimpan senjata api. “Berbagai metode penyimpanan yang aman, seperti mengunci pelatuk dan brankas pistol, dapat mengurangi risiko bunuh diri sebanyak 70%,” katanya. (Time.com)