Intisari-Online.com - Savannah Fulkerson, gadis berusia 11 tahun ini hidup dalam kegelapan karena memiliki penyakit langka yang membuat ia alergi kepada sinar matahari. Awalnya, para dokter salah mendiagnosis penyakit Savannah. Mereka mengatakan bahwa gadis asal Los Angeles ini mengidap eksim, namun nyatanya penyakitnya lebih parah dari itu.
Savannah pertama kali mendapat lecet dan luka di tangannya saat ia berusia 4 tahun. Ibunya, Andrea Fulkerson, mengatakan ketika para dokter mendiagnosis Savannah dengan eksim, ia sudah skeptis karena kulit anaknya selalu terluka parah ketika terpapar sinar Matahari.
Saat Savannah Fulkerson, gadis 11 tahun yang alergi pada sinar Matahari ini berusia 9 tahun, para dokter di Children’s Hospital Los Angeles mengajukan diagnosis yang berbeda. Mereka mengatakan penyakit Savannah adalah Erythropoietic Protoporphyria (EPP), penyakit keturunan langka yang hanya terjadi pada 2 dari 1 juta orang, berdasarkan data National Institutes of Health (NIH). EPP ditandai dengan kulit yang sangat sensitif. Penderitanya akan merasa kesemutan, nyeri, gatal-gatal dan terbakar beberapa menit setelah terkena sinar matahari. Bahkan, bisa kemerahan dan bengkak.
“Rasanya seperti ada lava yang di tuangkan ke kulit kita. Sangat menyakitkan,” ujar Savannah kepada abc7news.com
Sementara para peneliti mencoba mencari cara menyembuhkan penyakit ini, Savannah menggunakan pakaian ber-SPF dan sebisa mungkin menjauhi sinar matahari. (foxnews.com)