Intisari-Online.com - Beberapa ahli mengatakan hampir setengah dari semua orang tua akan tidur bersama atau berbagi tempat tidur dengan bayi mereka. Padahal, tidur bersama orangtua memiliki risiko mematikan untuk bayi.
Biasanya orangtua memilih untuk tidur bersama anak dengan tujuan menenangkan bayi mereka. Namun para ahli menemukan kebiasaan tersebut memiliki konsekuensi yang mematikan bagi bayi.
Contohnya tragedi mengerikan yang melanda sebuah keluarga Sara Tamburrino di Missouri, Amerika Serikat. Carl, anaknya yang berusia tiga minggu sering diajak tidur bersama dengan orangtuanya. Sara berpikir itu merupakan cara terbaik utnuk meningkatkan kedekatan dan ikatan antara dirinya dengan bayinya.
Tapi keesokan harinya, Sara menyadari ada sesuatu yang sangat salah.
"Dia tidak pernah menangis. Dia tidak pernah pindah. Dia tidak pernah melakukan apa-apa untuk menunjukkan kepada saya bahwa ada yang salah," kata Sara.
Sara menemukan bayi laki-laki indah itu telah meninggal.
"Saya tahu dia di bahu saya dan saya pikir wajahnya masuk ke dalam baju saya," kenangnya.
Bayi tidak memiliki kekuatan untuk mengangkat kepala mereka. Sara percaya Carl tercekik pada malam hari.
Dr David Wathen, seorang dokter anak di SSM Cardinal Glennon Children's Medical Center, mengatakan sebagian besar bayi tidak menangis ketika mereka tercekik atau terjebak.
Dr. Wathen telah mempelajari kebiasaan tidur yang aman selama bertahun-tahun dan mengatakan bahwa para orangtua melakukan kesalahan dengan tidur bersama bayinya.
"Saya punya empat anak jadi saya tahu bagaimana lelahnya orangtua. Saya tahu bagaimana frustasinya ketika bayi menangis dan orangtua hanya ingin menghibur mereka," kata Dr Wathen.
The American Academy of Pediatrics mengatakan anak-anak harus tetap keluar dari tempat tidur orang tua sampai mereka berusia 12 bulan.
(ksdk.com)