Claire Embleton, Wanita yang Rahangnya Harus Dioperasi Akibat Mengunyah Permen Karet Hingga Tujuh Jam Setiap Harinya

Lintang Bestari

Editor

Claire Embleton, Wanita yang Rahangnya Harus Dioperasi Akibat Mengunyah Permen Karet Hingga Tujuh Jam Setiap Harinya
Claire Embleton, Wanita yang Rahangnya Harus Dioperasi Akibat Mengunyah Permen Karet Hingga Tujuh Jam Setiap Harinya

Intisari-Online.com - Claire Embleteon, wanita yang mengunyah permen karet hingga tujuh jam setiap harinya, saat ini akan menghadapi operasi besar untuk membetulkan kembali bentuk rahangnya. Kebiasaannya mengunyah permen karet merusak sendi di sisi mulut Claire sehingga ia tidak dapat membuka mulutnya lebih dari satu cm.

Operasi tersebut bisa saja meninggalkan bekas luka di wajah Claire mengingat para ahli bedah akan memotong sebagian wajahnya untuk mengganti sendinya dengan logam. Wanita berusia 38 tahun ini mengaku kaget ketika mendengar kebiasaan mengunyah permen karet ternyata sangat berbahaya. “Saya selalu percaya mengunyah permen karet adalah kebiasaan yang sehat. Saya mengunyahnya setelah makan dan minum. Bahkan, saya mengonsumsi permen karet yang bebas gula. Jadi, saya selalu membayangkan hal tersebut sangat sehat dan tidak berbahaya,” cerita Claire.

Claire sudah memiliki kebiasaan makan permen karet selama lima tahun. Dua tahun yang lalu, ia mendengar bunyi ‘klik’ pada sendi rahangnya ketika makan. Setiap harinya, ibu empat anak ini bisa mengunyah permen karet hingga lima jam dan pada akhir pekan bahkan ia bisa makan permen karet hingga tujuh jam. Menurut Claire, tidak ada yang salah dari kebiasaannya karena tidak pernah ada peringatan seberapa lama kita harus mengunyah permen karet. “Meskipun sering mengalami ‘klik’ di rahang, saya tidak pernah khawatir karena tidak menimbulkan rasa sakit juga,” katanya.Namun, setahun lalu, ketika Claire sedang mengunyah permen karet kesukaannya, mulutnya tidak bisa dibuka sama sekali. Rahangnya tiba-tiba seperti membeku dan tidak bisa dibuka padahal semenit sebelumnya ia masih bisa tertawa dan mengobrol dengan normal. “Itu sangat menyakitkan. Saya tidak bisa makan dengan normal,” tutur istri dari Daniel ini. Sejak itu, Claire tidak pernah bisa membuka mulutnya dengan penuh.

Claire pun mengunjungi dokter giginya. Ia diketahui mengalami Temporomandibular Joint Disorder (TMJD). Dokternya mengatakan, kebiasaan mengunyah permen karet yang dilakukan Claire sudah jauh dari kategori ‘kebiasaan sehat’. Rahang tidak seharusnya digunakan untuk mengunyah terus-terusan melainkan harus beristirahat setelah makan. Mengikuti saran dokter, Claire berhenti mengunyah permen karet dan berharap hal tersebut bisa mengembalikan fungsi rahangnya. Selama enam bulan, Claire juga mengikuti perawatan fisioterapi dan operasi artroskopi untuk menghapus tulang rawan yang menebal dan menghilangkan bekas luka.

Namun, perawatan tersebut tidak berhasil dan saat ini Claire sedang menunggu operasi penggantian rahang yang rencananya akan dilakukan bulan ini. “Ini operasi besar dan saya sangat takut tapi saya tidak punya pilihan lain. Saat ini, saya sangat sulit berbicara dan makan, saya hanya ingin kembali normal,” ucap Claire mengungkapkan perasaanya. Melihat pengalamannya ini, Claire akan melarang keempat anaknya mengunyah permen karet meskipun bermanfaat untuk kesehatan gigi.

Profesor Damien Walmsley, peneliti dan penasehat kesehatan gigi dari British Dental Association menerangkan kejadian yang menimpa Claire Embleton, wanita yang rahangnya harus dioperasi akibat mengunyah permen karet hingga tujuh jam setiap harinya ini: “Dalam kejadian sehari-hari, mengunyah permen karet bebas gula, terutama setelah makan sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan gusi karena merangsang produksi air liur. Hal tersebut bisa menetralisasi asam dari bakteri yang menyebabkan gigi berlubang. Namun, tekanan yang berlebihan pada rahang, baik karena mengunyah atau menggigit makanan, bisa menyebabkan berbagai masalah rahang seperti sakit dan kekakuan rahang, sakit kepala, bahkan rahang sulit bergerak,” kata Prof Damien. (dailymail.co.uk)