Intisari-Online.com -Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa wanita yang jarak kehamilannya kurang dari satu tahun berisiko terkena osteoporosis nantinya dibanding mereka yang menunggu lebih lama untuk kehamilan selanjutnya.
Para peneliti membandingkan sejarah reproduksi 239 wanita pasca menopause yang mengidap osteoporosis dengan 298 wanita berumur sama yang tidak mengalami penipisan tulang. Jarak kehamilan yang dekat – kurang dari 12 bulan – berkaitan dengan meningkatnya risiko osteoporosis hingga empat kali lipat.
“Dari studi sebelumnya kami sudah mengetahui bahwa osteoporosis berkaitan langsung dengan kehamilan dan variable lainnya dalam sejarah kebidanan seperti menyusui dan usia saat kehamilan pertama,” kata dr. Gulcin Sahin Esroy, pemimpin studi dan peneliti dari Yale School of Medicine di New Haven, Connecticut. Esroy menambahkan, mereka yakin bahwa wanita harus menunggu dua tahun setelah kehamilan pertama.
Menurut dr. James Liu, peneliti di Case Western Reserve University dan anggota North American Menopause Society, selama masa kehamilan, terjadi pergeseran kalsium dari ibu ke bayinya. Wanita bisa memperoleh kembali kalsiumnya setelah masa menyusui selesai. Satu tahun setelah kehamilan dianggap belum memberi waktu yang cukup bagi wanita untuk mengembalikan kekuatan tulang yang hilang.
“Kehamilan dan merawat bayi mengganggu kemampuan wanita untuk meningkatkan massa tulangnya, bahkan cenderung menurun,” papar dr. Nanette Santoro, Kepala Kebidanan dan Ginekologi di University of Colorado School of Medicine di Denver. Wanita yang memiliki bayi dalam jarak yang dekat masih bisa memperbaiki keadaan tulangnya dengan mengonsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup dan juga melakukan olahraga angkat beban.
Namun, memberi jarak yang agak lama dengan kehamilan selanjutnya merupakan pilihan yang lebih baik karena ada masalah kesehatan lain yang menghampiri selain osteoporosis. “Komplikasi lebih sedikit terjadi pada wanita yang menunggu kehamilan selanjutnya – sangat direkomendasikan untuk menunggu paling tidak selama dua tahun,” tutup Santoro. (foxnews.com)