Intisari-Online.com -Tubuh tidak hanya terjaga tetap sehat, tapi juga bisa untuk terapi dan penghilang stres. Tidak hanya rasa percaya diri yang tumbuh, tapi juga rasa percaya kepada orang lain. Itulah prinsip dasar akroyoga (acroyoga), sebuah upaya menggabungkan akrobat dan yoga.
Akroyoga memadukan pose-pose yoga dengan gerakan akrobatik yang berfungsi sebagai terapi penyembuhan (therapeutic). Bedanya dengan yoga, akroyoga tidak bisa dilakukan sendirian, minimal oleh dua orang. Fungsinya hampir sama, untuk relaksasi dan penyembuhan.
“Harus ada kepercayaan satu dengan yang lain dalam akroyoga. Karena bila tidak ada, gerakan akroyoga tidak akan sukses,” tukas Dini Maharani, guru yoga yang pemilik studio Dini Yoga di Kemang, Jakarta Selatan.
Fungsi therapeutic lebih diutamakan dalam akroyoga. Selain dapat menghilangkan stres, akroyoga juga bisa menjadi chiropractor, menghilangkan stres di bagian tulang belakang. Apabila dilakukan oleh tiga orang atau lebih, itu lebih bersifat sebagai performance, pertunjukan yang memadukan seni dan yoga.
Akroyoga tidak bisa dilakukan tanpa persiapan, meski sebentara. Menurut Dini, minimal untuk melakukan akroyoga orang itu harus pernah melakukan gerakan yoga. “Pada dasarnya yang dibutuhkan adalah kepercayaan antarsesama pelaku akroyoga,” ujar perempuan 33 tahun ini.Saling percaya antara yang mengangkat dan yang diangkat
Seperti disinggung di awal, akroyoga minimal dilakukan oleh dua orang; satu sebagai base, satunya lagi sebagai flyer. Base adalah orang yang berada di bawah, dia bertugas menopang dan memberikan support kepada flyer. Base biasanya memiliki kaki dan tangan yang kokoh, karena kaki—juga tangan—yang lembek tidak akan bisa menopang flyer.
Base juga harus bisa menumbuhkan rasa pertemanan, hubungan, relasi dengan pasangannya dalam setiap gerakan. Intinya, dia harus membuat pasangannya percaya. Jika base tidak siap, maka flyer juga tidak akan pernah siap untuk ber-akroyoga.
Terapi yang didapat base dari akroyoga adalah berkurangnya stres pada bagian bawah dan belakang tubuhnya. Pinggul serta punggung bagian atas serasa dipijit oleh berat badan flyer yang bertumpu padanya.
Flyer adalah orang yang diterbangkan oleh base. Sebisa mungkin, berat badan flyer tidak lebih berat dibanding base. Teknik dasar yang harus dimiliki oleh flyer sama seperti base: kaki-kaki dan tangan yang kokoh. “Tapi intinya, berapa pun ukuran berat badan flyer, jika sudah ada saling percaya, base dapat mengangkatnya,” tegas Dini.
Flyer bisa mendapatkan terapi pada semua bagian tubuh. Dia bisa mendapatkan stretching (peregangan) terutama pada bagian depan dan meregangkan pundak ketika melakukan gerakan bow and arrow. Ketika melakukan shoulderstands, dengan kepala di bawah dan kaki di atas, darah akan mengalir ke otak, maka dia akan mendapatkan stretch di bagian depan dan pikiran pun menjadi tenang. (Tatik/Intisari)