Intisari-Online.com — Penggunaan antibiotik memang sudah umum di masyarakat, sakit sedikit saja kadang-kadang langsung minum anitibiotik. Tapi hati-hati, penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa menimbulkan resistensi terhadap antibiotik itu sendiri.
Resistensi antibiotik terjadi ketika antibiotik sudah tidak ampuh lagi untuk mengatasi penyakit. Ada banyak penyebab terjadinya resistensi antibiotik, diantaranya adalah antibiotik yang tidak diresepkan dengan tepat atau tidak sesuai pedoman pengobatan, dan pasien yang tidak mematuhi aturan pemakaian.
Berdasarkan Survei Nasional Depkes pada tahun 2009, antibiotik seringkali diresepkan untuk penyakit-penyakit yang disebabkan virus padahal antibiotik seharusnya digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Sementara Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013 menemukan bahwa 86.1% masyarakat menyimpan antibiotik di rumah tanpa resep dokter.
Jika penggunaan antibiotik yang tidak tepat ini terus belanjut, akibatnya bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik dan akan banyak penyakit yang jadi sulit disembuhkan seperti pneumonia, tuberkulosis, gonorrhea dan lain-lainnya.
Karena itulah WHO mencanangkan program World Antibiotic Awareness Week atau Pekan Peduli Antibiotik Sedunia pada tanggal 16 sampai 22 November.Program ini bertujuan untuk meingkatkan kesadaran masyarakat akan resistensi antibiotik dan mengajak semua kalangan agar menggunakan antibiotik dengan tepat dan menggalakan praktik yang baik pada masyarakat, petugas kesehatan dan pembuat keputusan dalam mencegah memburuknya dan penyebaran resistensi antibiotik.