Intisari-Online.com - Perbincangan mengenai peristiwa salah sebut nama pemenang Miss Universe 2015 terus berlanjut. Belakangan muncul teori-teori konspirasi di balik peristiwa yang disebut sebagai kesalahan terbesar sepanjang sejarah pagelaran Miss Universe.
Sekadar mengingatkan, peristiwa salah sebut nama tersebut berawal saat pembawa acara Steve Harvey menyebutkan pemenang Miss Universe 2015 adalah Miss Colombia, Adriana Gutierrezz. Tetapi kemudian ia meralat terjadi salah penyebutan, yang sebenarnya menang adalah Miss Philippine, Pia Alonzo Wurtzbach.
Berikut tiga teori konspirasi seputar peristiwa salah sebut nama pemenang Miss Universe 2015:
* Menaikkan nama acara
Dunia maya ramai membicarakan drama salah sebut nama pemenang tersebut. Menurut sebagian netizen, drama itu sengaja dibuat oleh pihak penyelenggara untuk kembali menaikkan program Miss Universe yang mulai redup. Jika tidak dibuat drama tersebut, maka orang-orang mungkin tidak akan membicarakan Miss Universe. Teori ini diperkuat dengan dugaan kesengajaan pihak penyelenggara memberikan desain kartu acara yang buruk.
* Teleprompter tertulis Miss Colombia
Situs The Independent sempat memberitakan adanya teori konspirasi yang mengatakan kalau Snapchat resmi Miss Universe sempat menampilkan teleprompter yang bertuliskan 'Miss Universe - Colombia.'
* Kartu baru
Di laman Facebook penggemar Miss Colombia diunggah sebuah video yang menunjukkan teori konspirasi lain. Teori ini muncul dari keyakinan para penggemar Miss Colombia kalau sebenarnya memang ratu kecantikan mereka yang menang. Video itu menampilkan tayangan dari arah panggung menghadap penonton. Di depan Harvey berdiri seorang wanita misterius yang diduga memberikan kartu baru dengan pengumuman yang berbeda.
Bantahan terhadap teori konspirasi
Teori-teori tersebut kemudian dibantah oleh pernyataan Miss Universe Australia Monika Radulovic yang mengatakan kepada Sunrise kalau ia terkejut ketika Harvey mengumumkan Miss Colombia karena, "Kami melihat di teleprompter tertulis, 'Miss Philippines, please take your first walk'," ucapnya.
"Jadi kami saling melihat satu sama lain sambil berpikir apa yang sedang terjadi. Apakah mereka salah menuliskannya? Apakah mereka salah menulis negara di teleprompter? Lalu, kami melihat Steve Harvey mendekat dan kami melihat wajah cemasnya dan kami tahu ada kesalahan di situ."
(kawankumagz.com)