Intisari-Online.Com – Bagaimana rasanya menjadi pemegang kendali senjata nuklir? Letnan Woods yang mendapat tugas itu mengatakan, rasanya seperti menjadi orang terhormat sekaligus mendapat penderitaan. Ia harus selalu siap meluncurkan senjata nuklir Inggris dari kapal selam Vanguard Class jika perintah datang.
Sebagai teknisi senjata, Letnan Woods mendapat perintah dari Perdana Menteri untuk mengirim rudal 60 ton ke target yang dituju. Di HMS Vigilant, salah satu dari empat senjata nuklir bawah laut Inggris, tidak ada tombol merah seperti yang kita lihat di film-film. Untuk meluncurkan nuklir, ada alat pemicu yang digenggam di tangan. Sekali tombol di alat tersebut ditekan, maka tidak ada kata kembali.
“Jika rudal sudah meluncur, maka tidak ada cara untuk menghentikannya. Sekali ia pergi dari sini, maka langsung menuju dan menghancurkan sasaran,” kata Letnan Woods.
Jika sinyal diberikan untuk meluncurkan nuklir, pesan dari Perdana Menteri harus diverifikasi terlebih dahulu. Hal itu dilakukan untuk menghindari pihak-pihak yang ingin menyabotase senjata nuklir Inggris. Jika perintah itu memang benar datang dari Perdana Menteri, barulah Letnan Woods mempersiapkan peluncuran nuklir.
“Kami harus bertindak sesuai perintah penguasa politik. Bertugas di tengah laut membuat kami tidak tahu keseluruhan cerita yang terjadi. Jadi kami harus yakin bahwa perintah peluncuran nuklir memang keputusan terbaik yang mereka ambil,” papar Letnan Woods.
Pria yang sudah bertugas di Angkatan Laut Inggris selama 16 tahun ini mengatakan, pekerjaannya sebagai pemegang kendali senjata nuklir merupakan suatu kehormatan namun juga penderitaan. Ia merasa terhormat karena pemimpin negara mempercayakan tanggung jawab sebesar itu kepada dirinya. Namun, juga merasa menderita karena apa yang ia lakukan bisa mengubah sejarah manusia. (metro.co.uk)