Cinta dan Penerimaan

K. Tatik Wardayati

Penulis

Cinta dan Penerimaan
Cinta dan Penerimaan

Intisari-Online.com – Alkisah, seorang prajurit yang akhirnya bisa pulang setelah bertempur di Vietnam. Ia menelepon orangtuanya dari San Francisco, “Ayah dan Ibu, aku pulang ke rumah, tapi aku meminta sesuatu kepada kalian. Aku punya teman yang ingin kuajak pulang bersama ke rumah.”

“Tentu saja,” jawab mereka. “Kami akan senang bertemu dengannya.”

“Ada sesuatu yang harus kalian ketahui,” lanjut prajurit itu. “Ia kehilangan lengan dan kaki. Ia sebenarnya ingin pergi ke suatu tempat, tapi saya ingin ia tinggal bersama kita.”

“Aku menyesal mendengar itu, Nak. Mungkin kita dapat membantunya menemukan tempat tinggal,” jelas orangtua prajurit itu.

“Tidak, Ayah dan Ibu. Aku hanya ingin ia tinggal bersama kita.”

“Nak,” kata sang ayah. “Kau tidak tahu apa yang kau minta. Seseorang dengan cacat seperti itu akan menjadi beban yang berat bagi kita. Kita memiliki kehidupan sendiri, dan kita tidak bisa membiarkan sesuatu seperti ini mengganggu kehidupan kita. Saya pikir kau pulanglah sendiri dan lupakan temanmu itu. Ia akan menemukan cara untuk hidup sendiri.”

Seketika, prajurit itu pun menutup teleponnya. Setelah itu orangtuanya tidak mendengar berita apapun dari prajurit itu. Beberapa hari kemudian, mereka menerima telepon dari kepolisian San Francisco. Putra mereka telah meninggal setelah jatuh dari sebuah gedung. Polisi mempercayai itu sebagai bunuh diri.Orangtua yang berduka itu pun terbang ke San Francisco dan dibawa ke kamar mayat kota untuk mengidentifikasi tubuh anak mereka. Mereka mengenalinya, tapi dengan rasa ngeri, mereka menemukan sesuatu yang mereka tidak tahu. Anak mereka hanya memiliki satu lengan dan satu kaki.

Orangtua dalam kisah tadi seperti kebanyakan dari kita. Kita dengan mudahnya merasa menyukai orang yang tampan atau menyenangkan, tapi tidak suka dengan orang-orang yang tidak menyenangkan atau membuat kita merasa tidak nyaman. Kita lebih suka menjauhi orang-orang yang tidak sehat, tidak cantik, atau tidak sepintar kita.