Intisari-Online.com – Pertandingan Basket Divisi III antara Mount St. Yoseph University dan Hiriam College pada Minggu itu menjadi pertandingan yang luar biasa. Bukan karena kemasan pertandingan basket termasyur ini.
Pertandingan ini sungguh istimewa karena salah satu pemainnya, nomor punggung 22, Lauren Hill, yang bermain basket untuk tempat kuliahnya sedang berjuang melawan tumor otak. Meski sudah dioperasi, tapi vonis mengatakan bahwa ia hanya beberapa bulan lagi dapat bertahan hidup.
Hill sejak lama memimpikan bermain basket saat ia kuliah, dan memenuhi harapannya sejak ia sekolah. Ia hanya membutuhkan 17 detik untuk membuat mimpinya menjadi kenyataan, meskipun berbeda dari yang ia bayangkan.
Seorang mahasiswa baru melempar bola atas dengan tangan kirinya, yang menjadi pembuka untuk timnya. Tumor otaknya yang dideritanya memaksanya untuk menembak bola dengan tangan kirinya. Penyakitnya telah mempengaruhi koordinasi tangannya.
Tembakannya yang tepat sasaran membuatnya disambut dengan tepuk tangan meriah dan semua anggota timnya mengerumuninya. Di arena dengan penonton sekitar 10.000 orang itu memberikan momen emosional bagi Hill, yang menerima cinta dan dukungan saat ia berjalan keluar untuk pemanasan. Penonton termasuk di antarnya mantan pelatih basket Tennessee, Pat Summitt.
Pelatihnya mengatakan, biasanya hanya 50 orang yang menonton pertandingan mereka.
Hill mengidap tumor otak seukuran lemon, namun berkembang setiap hari. Ia didiagnosis tahun lalu setelah menderita vertigo dan pusing saat bermain untuk tim sekolahnya. Demikian dilaporkan oleh reporter CBS News, Vladimir Duthiers.
Meskipun demikian kondisinya, ia tetap bermain basket. Ia jatuh cinta pertama kali pada permainan ini saat kelas 6 SD.
“Ia mengejar mimpi,” kata ayahnya, Brent Hill, seperti dikatakan kepada CBS News. “Dan ia ingin orang lain melihat, bahwa ia bisa melakukannya.”
Orangtuanya berkisah, bahkan ia benar-benar bertanya pada dokternya, “Dapatkah saya setidaknya masih bermain basket.”
Sikapnya luar biasa. Para reporter yang mewawancarainya melihat ia sungguh sukacita ketika semua orang mendukung amalnya yang disebut “The Cure Starts Now”. Menyembuhkan kanker otak pediatrik adalah salah satu dari prioritas utamanya. Prioritas lainnya ialah ia ingin hidup cukup lama untuk bermain basket di perguruan tingginya.
“Saya ingin memakai jersey itu dan merasa seperti superhero lagi. Karena itulah yang saya rasakan ketika saya mengenakan jersey dengan nomor itu,” kata Lauren Hill.
Semua orang di dekat tempatnya tinggal, Ohio, tahu nomor jersey-nya, 22. Semua orang di Mount Saint Joseph University pun tahu, ia adalah mahasiswa baru, yang punya komitmen luar biasa untuk tim basketnya.
Meski Hill hanya memiliki waktu beberapa minggu untuk hidup, ia masih bangun pukul 5.30 untuk latihan basket. Meskipun ia tidak bisa melakukannya dengan intensif, tapi ia masih mencoba terus.
Ia bilang, ia tidak takut mati.
“Tetapi orang-orang yang saya khawatirkan bila saya meninggalkan mereka,” kata Hill.