Intisari-Online.com - Dua anak SD Abi Gendut (Abi G) dan Duan Jagoan (DJ), berjalan pulang dari sekolah.
Main dekat ke RW mereka, DJ makin lambat jalannya. Abi G sampai berteriak, “Ayoo, lama banget? Bukannya aku yang gendut?”
DJ tak menyahut tapi menunjuk-nunjuk ke depan. Benar saja. Abi G menengok dan dilihatnya di depan mulut Gang Mawar, berdiri dengan wajah garang Blacky, anjing Pak RW. “Sereumm ...” desah DJ. Maklumlah, waktu kecil ia punya pengalaman buruk digigit anjing tetangga. Abi G bilang, “Kau kan jagoan. Kau yang maju duluan dong.”
Berniat mempertahankan reputasi, DJ yang suka berantem ini mengempos semangat. Dia pungut sebilah batang kayu dari tong sampah di dekat situ. Melangkah mendekati Blacky dengan langkah di gagah-gagahkan. Sepuluh meter, 9, 8, 7, 6 m .... baru mau melangkahkan kaki lagi, Blacky menerjang ke depan sambil menggeram. Sorot matanya buas mengancam.
“Aa ......!” Tanpa pikir lagi DJ putar arah mengambil langkah seribu, sampai menemukan pohon mangga Tante Deni. Ia bersembunyi di situ.
Dengan panik ia mengintip sahabatnya bukannya kabur malah sedang berjalan santai sambil terus makan snack-nya, ayam goreng fried chicken (makanya dia gendut) yang baru saja dibeli dari gerobak di depan sekolah.
“Abii ....! Larii ...!”
Tapi Abi tetap maju. Sejauh enam meteran dari Blacky, ia berhenti, lalu jongkok, sambil tetap makan. Wajahnya santai, tubuhnya santai, tapi matanya tetap memandang si Blacky.
Blacky seperti heran, lalu maju sedikit, endus sini-endus sana. Ada aroma yang sangat menarik hatinya, eh, hidungnya.
“Kamu mau Blacky? Ke mari, aku bagi ...” Abi pelan-pelan menaruh sepotong tulang paha. Lalu pura-pura cuek. Blacky beringsut terus, semakin dekat semakin dekat .... lalu disambarnya tulang paha dan dia mendekam menikmatinya, di dekat Abi. Dari kejauhan DJ memandang kedua makhluk sama-sama menikmati fried chicken.
Tak lama, Abi G juga menawarkan tulang paha sisa yang dagingnya sudah ia sikat. Blacky menggigitnya langsung dari tangan Abi yang terjulur. Lalu sementara Blacky makan, tahu-tahu Abi sudah mendekati dia. Blacky malah diam saja saat Abi G mengelus-elus bulunya yang hitam pekat berkilat. Abi G memang terbiasa dengan anjing, karena keluarganya memelihara beberapa ekor anjing.
Bagi Abi anjing adalah hewan yang paling ramah dan hangat. Selain soal makanan, Abi juga selalu ingat pesan kakeknya, “Bertarung dengan pentungan, bersiaplah babak-belur. Bertarung dengan senyuman, akan runtuhlah pertahanan lawan.”