Intisari-Online.com – Lillian Karr Wilson dan William “Wild Bill” Wilson menghabiskan sebagian besar hidup mereka – 73 tahun tepatnya – sebagai suami dan istri. Namun, beberapa tahun terakhir mereka berdua menderita Alzheimer dan tinggal di tempat terpisah di Kentucky. Lillian di panti jompo dan suaminya di pusat veteran. Pasangan yang sudah menikah 73 tahun ini meninggal hanya selang beberapa menit.
Baru-baru ini Lillian mengatakan, “Aku tidak akan pergi tanpa Bill.” Salah satu dari anak-anak mereka, Doug, pun dipanggil ke The Washington Post.
Doug menerima dua panggilan telepon tentang dua peristiwa penting. Pertama, ayahnya, 93, telah meninggal. Dua menit kemudian, ibunya, 89, pun meninggal.
Kisah mereka, pertama kali diberitakan oleh Lexington Herald-Leader, yang menyuruh seorang perawat di Thomson-Hood Pusat Veteran untuk memberitahu Doug, “Ya Tuhan, itu seperti kisah dalam film The Notebook.”
“Aku seperti mati rasa ketika menerima telepon,” kata Doug, 66. Ia tidak tahu bagaimana mereka bisa terhubung kemudian selang dua menit meninggal, bagaimana mereka berkomunikasi. Doug sebenarnya akan membawa salah satu orangtuanya untuk mengunjungi yang lain, karena mereka hidup terpisah 30 mil jaraknya. Tapi karena menderita Alzheimer, rasanya sulit untuk mencoba menjelaskan apa yang dikatakan oleh masing-masing.
“Ketika aku pernah membawa mereka untuk bersama, tampaknya bagiku berarti. Mereka sulit berkomunikasi. Aku menduga, apa p un yang ada di pikiran mereka, mereka saling berkomunikasi satu sama lain,” kata Doug.
Kisah cinta Lillian dan Bill dimulai sejak SMA. Pada tahun 1941, mereka berangkat dari kota Kentucky dengan maksud untuk menikah. Seorang sepupu mereka menjadi saksi pernikahan mereka. Bill mendapatkan beasiswa untuk kuliah, tetapi terdaftar di tentara selama Perang Dunia II. Ia bekerja di sebuah toko swalayan setelah kembali, dan akhirnya mengelola berbagai toko ritel, lalu mencoba membuat sebuah pusat perbelanjaan di Atlanta.
Sementara, Lillian bekerja bersama suaminya di lantai ritel dan merancang jendela showroom. “Seleranya sangat bagus,” kata Doug. Akhirnya, Bill pun memulai bisnis dengan investasi 800 dolar. Ia membeli rumah dan merehabilitasi, kemudian menjualnya kembali. Lillian yang membantu merehabilitasi rumah itu, karena ia tumbuh di keluarga pembangun rumah.
“Orangtua saya tidak memiliki pendidikan tinggi, hanya SMA, tapi mereka ingin ketiga anaknya memiliki pendidikan yang tinggi,” kata Doug. “Mereka menekankan kuliah, dan begitu bangganya memiliki tiga anak yang memiliki gelar sarjana.”
Kedua orangtuanya memiliki penyakit Alzheimer dalam beberapa tahun terakhir. Dan Lillian bercerita pada Doug bahwa ia tidak ingin hidup lebih lama setelah suaminya, yang kesehatannya mulai menurun.
“Saya tidak berpikir banyak ketika ia mengatakan itu,” kata Doug. “Ini mungkin berarti banyak baginya, tapi tidak terpikirkan.”
Bahwa beberapa lama keduanya meninggal pada waktu yang bersamaan sebenarnya tidak hanya sekali ini terjadi. Pada bulan Februari, di California, orang tua berusia 67 tahun meninggal sambil berpegangan tangan. Pada tahun 2013, pasangan 65 tahun dari Ohio meninggal selang beberapa jam, di ruang panti jompo tempat mereka bersama.
Kisah ini sebagai contoh “sindrom patah hati” atau stres cardioyopathy. Saat itulah stres emosional yang kuat dari hal-hal seperti kesedihan menyebabkan otot jantung bekerja dengan cepat dan sangat melemahkan. Bagian dari jantung membesar dan tidak memompa dengan baik, sedangkan sisanya dari fungsi jantung normal atau bahkan dengan kontraksi lebih kuat. Demikian menurut American Heart Association.
Beberapa penelitian menemukan bahwa seseorang memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk meninggal dalam waktu enam bulan setelah pasangannya meninggal, dibandingkan dengan mereka yang tidak kehilangan pasangan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR