Belajar dari Lelucon

K. Tatik Wardayati

Editor

Belajar dari Lelucon
Belajar dari Lelucon

Intisari-Online.com - Thomas Paine, seorang negarawan Amerika pernah mengatakan, "... Dipuji dan ditertawakan itu kerap kali begitu dekat kaitannya hingga sulit dikelompok-kelompokan secara terpisah. Satu langkah saja di atas pujian sudah membuatnya jadi bahan tertawaan. Begitu pula satu langkah di atas yang ditertawakan dapat membuatnya menjadi dipuji lagi."

Memang, kisah jenaka yang sering kita dengar antara Sherlock Holmes dan Watson di bawah ini bisa dibilang sekadar lelucon. Tapi bisa jadi moral ceritanya justru mau menunjukkan apa yang dimaksudkan oleh Thomas Paine di atas.

Masih ingat? Suatu sore Sherlock Holmes dan asisten setianya Watson sedang berkemah di tengah ekspedisinya. Setelah menyelesaikan makan malamnya, kedua orang ini lantas tidur nyenyak di dalam tendanya. Tengah malam tiba-tiba Holmes membangunkan sang asisten. "Watson, bangun! Coba katakan apa yang kau lihat?"

Sambil mengucek-ucek mata Watson lantas melihat ke atas langit malam, "Aku melihat bermiliar-miliar bintang."

"Lantas apa arti semua itu?" sergah Holmes.

"Miliaran bintang itu pertanda adanya potensi terbentuknya jutaan planet," jawab Watson. "Namun waktu kalau berdasarkan posisi Bulan, saat ini mendekati pukul 0.5.00 subuh."

"Apa lagi?" desak sang Bos.

"Ah, aku masih ngantuk dan capek. Kalau menurut kamu sendiri, apa arti semua itu?"

Yang ditanya terdiam sejenak. Lalu menjawab, "Watson, Sayang! Artinya ada maling yang mencuri tenda kita!" Terkadang, sekali bahkan lebih, dalam hidup ini kita juga seperti Watson. (Intisari Agustus 2004/djs)