Intisari-Online.com – Pak Bandi memiliki pohon nangka dan saat ini pohon nangka miliknya sedang berbuah. Ada tiga buah nangka yang sudah siap dipanennya. Pak Bandi memutuskan akan mengambil buahnya esok pagi. Namun, ia terkejut ketika nangka miliknya hanya tinggal dua buah saja pada pagi hari itu.
Pak Bandi sangat bersedih. Ia memutuskan untuk mengambil tangga dan menempatkannya di pohon nangka miliknya. Istri pak Bandi merasa kebingungan, “Apa yang Bapak lakukan?”
“Bu, buah nangka itu berduri dan akan sakit tangannya bila dipegang. Terlebih lagi pencuri itu harus memanjat sambil memegangi buah nangka yang besar. Aku memberinya tangga agar saat dia kembali untuk mengambil nangka itu akan lebih mudah.”
Dua hari berturut-turut, nangka pak Bandi tidak berkurang. Masih tetap ada dua buah. Tiba-tiba pak Bandi kedatangan seorang tamu yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Tamu itu membawa dua buah nangka yang begitu besar dan memberikan pada pak Bandi.
“Saya menyesal telah mengambil nangka bapak. Ketika saya kembali untuk mencuri, saya sadar bahwa saya telah melakukan kesalahan.”
Kebaikan dapat menghapuskan kejahatan. Demikian pula rasa cinta dapat menghilangkan permusuhan. Ketulusan hati seseorang bisa membuat orang lain berubah tanpa dipaksa. Demikianlah, kita dituntut agar senantiasa melakukan kebaikan di mana pun. (SD)