Inilah cerita H.O.K. Tanzil saat pergi ke Pangumbahan, Jawa Barat, yang dia tulis diIntisariedisi Juli 1980 dengan judul asli "Ke Pangumbahan dengan Kombi-VW untuk Melihat Penyu Laut Bertelur"--Intisari-Online.com -Dari desa Cikarang jalan tidak beraspal lagi. Setelah agak menurun tiba di tepi (sungai) Cikarang. Kali ini harus dilintasi.Tampak sebuah ponton dalam keadaan baik sekali. Ada beberapa orang bergerombol di situ. Kami berbicara dengan mereka dan bertanya mengenai keadaan jalan di depan kami.Ternyata mereka selalu siap menyeberangkan kendaraan. Kendaraan kami yang pertama hari itu. Saat itu sudah pukul 1 siang. Hanya hari Minggu ada beberapa mobil.Kombi kami dinaikkan ke ponton diseberangkan oleh 4 orang yang menarik kabel besi sepanjang 100 m yang terpancang antara kedua tepi sungai.Hanya beberapa menit saja ponton sudah sampai di tepi lain. Penumpang lainpun tidak ada. Sepi sekali di situ!Ada sebuah papan yang tergantung di sisi dengan tulisan bahwa ponton ini dibuat tanggal 5-4-80 oleh ITB – Pusat Teknologi Pembangunan.Para penarik ponton tidak menentukan biaya. Namun Rp. 1000 diterima dengan baik.Jalan selanjutnya cukup lebar. Rupanya belum lama diperbaiki. Di beberapa tempat batu karang disusun di bekas lubang.Batu karang besar ada kalanya tajam, sehingga kami ngeri juga benda itu memecahkan ban mobil. Di sepanjang jalan tidak nampak tukang tambal ban.Mobil hanya dapat berjalan dengan versnelling I atau II. Dari kejauhan di tempat-tempat tertentu sudah tampak Samudera Indonesia.Daerah yang dilalui dapat dikatakan makmur, setidak-tidaknya berkecukupan.Kebun rakyat ditanami: kacang, singkong, pisang, kelapa di samping persawahan hijau yang luas. Berlainan dengan di daerah lain di Jawa Barat ini, tampak sapi berkeliaran, bukan kerbau!Setelah 6 km dalam setengah jam kami sampai di kampung Cijoho. Ada simpang tiga lagi.Bila terus, akan menuju Ujunggenteng (13 km). Kami masuk jalan yang ke kanan melewati perkampungan yang terpelihara. Jalan masih cukup lebar. Di sana-sini ada bagian lubang lumpur.Di suatu tempat sebelah kanan jalan melintang bangkai sebuah bis kecil. Kami simpulkan bahwa kendaraan tersebut tadinya terperosok ke dalam lumpur dan tak dapat ditolong keluar dalam waktu dekat.Karena harus ditinggalkan maka sempat dipreteli, sehingga makin sukar menjalankannya! Kini bersisa kerangkanya saja!