Inilah cerita H.O.K. Tanzil saat pergi ke Pangumbahan, Jawa Barat, yang dia tulis di Intisari edisi Juli 1980 dengan judul asli "Ke Pangumbahan dengan Kombi-VW untuk Melihat Penyu Laut Bertelur"--Intisari-Online.com -Secepatnya kami minta diantarkan ke tempat tujuan utama kami.Kami berlima menjurus ke pantai. Agar tidak membuat cahaya berlebihan, sinar senter dibatasi. Hal ini membuat isteri saya lebih payah sampai merasa panas dingin.Selembar tikar yang kebetulan dibawa terpaksa dibeberkan 3 meter dari letak penyu yang sedang bertelur. Langsung isteri saya merebahkan diri.Kejadian yang ingin dilihatnya setelah persiapan, usaha dan perjalanan yang susah-payah, akhirnya tak banyak dinikmatinya!Di pinggir tanaman sejenis pandan berduri, tampak seekor penyu berukuran ± 100.cm x 75 cm dalam sebuah lubang yang lebih besar sedikit dari penyunya sendiri.Dalamnya ia bersembunyi, diukur kira-kira 10 cm antara permukaan pasir dan puncak batdk badannya.Kehadiran kami dan sinar senter tidak mengganggunya bertelur. Bahkan bagian belakangnya diangkat agar dapat lebih jelas terlihat dan dibuat foto tanpa proses bertelur terhenti.Semua ini terjadi dalam setengah jam. Katanya, sejam sebelum itu penyu naik ke pantai mencari tempat dan menggali lubang.Dalam fase inilah mereka jangan sampai terganggu sebab dapat menggagalkan niatnya bertelur di situ.Setelah selesai bertelur, telurnya ditimbuninya dengan pasir. Kedua kaki belakangnya dipakai untuk "sekop".Para petugas yang kini berdatangan, membantu penyu secepatnya meninggalkan tempat dengan mengetuk-ngetuk punggungnya.Akhirnya keluar juga. ia dan pelahan-pelahan menuju laut. Kesempatan ini diambil untuk menungganginya. Putra saya dan isterinya sekaligus dapat diangkutnya beberapa meter! Ini diabadikan dengan foto.Isteri saya sempat melihat kejadian semua itu walaupun harus dipapah agar dapat berdiri. Namun ia ingat tepat berapa jumlah telur yang dikeluarkan penyu itu, yaitu 116 butir. Perhatian ada karena ia ingin membeli telur penyu segar yang digemarinya!Karena tidak ingin mengangkat beban terlalu berat, kami hanya membeli 200 butir saja a Rp. 60,-Dengan merasa puas kami kembali ke tempat kombi.