Intisari-Online.com - Sewaktu sarapan pagi di ruang makan hotel, saya baca tulisan mengenai hubungan ferry antara Lembar (Lombok) dan Padangbai (Bali). Ada dua kali sehari dan dilayani oleh 2 buah ferry. Tergantung dari ferrynya.
Pelayaran berlangsung 3 atau 4 jam. Biaya pengangkutan sebuah mobil adalah Rp 40.000 dan seorang penumpang Rp 2.500.
Bila mobil kami dinaikkan ferry maka biaya p.p. dengan penumpang adalah sekitar Rp. 90.000. Naik GIA cuma Rp 32.000.
Untung juga tidak membawa mobil ke Lombok. Melihat kondisi jalan maka mobil sedan tidak cocok, kecuali di kota-kota besar. Karenanya kendaraan jeep adalah yang paling praktis untuk pemakaian pribadi.
Kendaraan umum berupa mobil Colt yang disebut "bemo". Biaya dalam kota Rp. 40. Dari Cakranegara ke Kuta sejauh 52 km adalah Rp. 425. Truk cukup banyak.
Kendaraan khas Lombok disebut "cidomo", kombinasi cikar-dokar-motor. Bentuk model cikar, ditarik kuda (dokkar) dan memakai roda ban motor.
Pagi itu kami dijemput dengan jeep. Sampai pesawat akan berangkat adik-adik baru menemani kami. Pada saat perpisahan kami saling berjanji untuk saling bertemu bila waktu mengijinkan.
Kami berterima kasih atas segala bantuan yang membuat kunjungan di Lombok ini sangat mengesankan.
Pukul 9 pesawat GA 547 meninggalkan lapangan Udara Selaparang. Seperempat jam kemudian sudah sampai di Ngurah Rai pukul 09.15 WITA atau pukul 08.15 WIB.
Langsung kami menyeberang ke pos polisi untuk mengambil mobil yang dititipkan. Atas servis yang baik ini saya ucapkan penghargaan kami.
Setelah mondar-mandir di Denpasar kami tinggalkannya pukul 09.30 dan langsung sampai Gilimanuk 2 jam kemudian. Harus menunggu sejam baru ferry Kintamani datang.
Sesampainya di Ketapang pukul 13.00 langsung melalui jalan utara ke Malang. Dilewati Asembagus dan makan di Situbondo.
Di Pasir Putih kini terdapat banyak penginapan di pinggir pantai. Tidak nampak banyak pengunjung. Jalan yang mulus dan sepi. melalui Probolinggo, Pasuruan dan Lawang dapat agak cepat sampai diMalang, pukul 17.30 setelah mengendarai 410 km.
Dua malam lagi kami berada dikotaadem ini untuk istirahat dan menserviskan mobil.
--
Inilah cerita H.O.K. Tanzil saat mengelilingi Lombok dan Madura yang dia tulis di Majalah Intisari edisi Mei 1981 dengan judul asli Keliling Lombok dan Madura.
Penulis | : | Birgitta Ajeng |
Editor | : | Birgitta Ajeng |
KOMENTAR