Intisari-Online.com - Ironis dan menyedihkan. Tanpa perhatian Pemerintah, kondisi situs Candi Ngempon yang berada di Lingkungan Ngempon, Bergas, Kabupaten Semarang saat ini menjadi salah satu lokasi prostitusi yang tergolong ramai.
Sejumlah kalangan khawatir jika tidak segera ditertibkan, lama kelamaan kawasan Candi Ngempon akan berubah menjadi lokalisasi. Sebab di lingkungan situs peninggalan kerajaan Hindu itu, tumbuh subur rumah karaoke dan tempat biliard liar.(Baca juga: Temuan 2 Arca, Sering Dialami Warga Dusun Candi)
Bahkan, di kawasan tersebut saat ini dikenal sebagai pangkalan kaum waria dan menjadi ajang mesum remaja yang sedang pacaran.
“Awalnya hanya satu karaoke saja, lalu bertambah banyak. Kalau malam suasanya ya ramai karena ada karaoke itu. Ada juga kelompok waria yang seringkali nongkrong pada malam hari di sini. Kami tidak tahu aktivitas mereka, setahu kami mereka hanya datang untuk berwisata. Warga sebenarnya terganggu, tetapi tidak bisa melarang karena itu kewenangannya pemerintah,” kata Hidayat (30), salah satu warga, Senin (1/7/2014) pagi.
Kondisi situs tersebut membuat sejumlah kelompok pemerhati Cagar Budaya turun tangan. Dua Kelompok pemerhati Cagar Budaya dari Paguyuban Pedulu Cagar Budaya ‘Ratu Sima’ (PPCBRS) Jateng dan Paguyuban Peduli Cagar Budaya dan Alam Semesta Jateng mendesak Pemkab Semarang melakukan tindakan penyelamatan situs Candi Ngempon.
"Kami sudah mendatangi Kantor Dinas P dan K untuk mendesak penyelamatan Candi Ngempon. Kami sudah lihat langsung di lokasi, dan kami mencermati di Ngempon sudah banyak pelanggaran. Sebab di sekitar petirtaan sudah berdiri sejumlah karaoke dan billiard yang jaraknya sangat dekat dengan situs Candi Ngempon tersebut. Juga jadi tempat nongkrong ‘mahluk jadi-jadian’ (waria). Lama kelamaan bisa jadi tempat prostitusi,” kata Ketua PPCBRS Jateng, Sutikno dihubungi via phone.
Aura mesum dilokasi Candi, kata Sutikno, juga dikeluhkan oleh organisasi keagamaan Hindu, lantaran mereka masih menggunakan candi tersebut untuk kegiatan keagamaan.
Dia berharap, dengan keluhan dari masyarakat serta umat Hindu tersebut, pemerintah serius melindungi tempat cagar sesuai peruntukannya. “Kalau itu candi ya harusnya jadi wisata religi dan pendidikan, jangan sampai nantinya menjadi wisata syahwat. Kami minta kondisi itu harus segera ditertibkan,” kata Sutikno. (Syahrul Munir/kompas.com)