Intisari-Online.com - Nama cimol bukan merujuk ke penganan yang diolah dari tepung sagu dan dibentuk bulat-bulat kecil, gurih, dan digoreng dengan minyak panas lalu setelah matang ditambahi bumbu kacang. Ini soal papan. Tepatnya papan atau tempat penjualan pakaian bekas di kota Bandung
Dinamakan Cimol karena awalnya pasar ini terletak di daerah Cibadak. Lalu warga menyebutnya sebagai Cimol, Cibadak Mol. Maksudnya Cibadak Mall. Namun jangan kembali keliru dengan membayangkan mal yang menjamur di Indonesia.
Penyebutan mall lebih sebagai penghalus saja sebab kenyataannya pusat perbelanjaan itu tak lebih dari rangkaian tenda kaki lima di pinggir jalan. Ya, mirip dengan Sogo Jongkok di kawasan Tanahabang Jakarta.
Akhir tahun 1990-an, Cimol dipindahkan sementara ke daerah Kebon Kalapa karena pedagang kaki lima yang memenuhi jalan-jalan di wilayah Cibadak membuat lalu lintas menjadi kurang lancar. Awal tahun 2000-an, Cimol kembali dipindahkan ke Tegallega. Di lokasi ini, tiap harinya Cimol tidak pernah sepi pengunjung.
Sekitar tahun 2003, lagi-lagi Cimol dipindahkan ke Pasar Gedebage, kawasan timur Bandung. Sampai sekarang ini. Meskipun sudah berpindah beberapa kali sampai ke Gedebage, pengunjung tetap menyebutnya dengan Cimol.
Cimol menjual pakaian bekas seperti kaos, kemeja, jaket, sweater, celana, jin, tas, dan sepatu. Kaos bermerek sampai yang tidak jelas usulasalnya, semua tersedia di sini. Tas-tas yang ditawarkan modelnya unik-unik. Mulai dari tas ransel sampai tas khusus untuk Anda bawa pergi jalan-jalan ke mal hingga tas untuk perlengkapan kamera Anda.
Harga yang ditawarkan sangat murah! Bayangkanlah bahwa di Cimol Gedebage masih ada pakaian seharga lima ribu rupiah! Ya, lima ribu rupiah harga terendah untuk satu potong kaus. Dua puluh ribu untuk tas, jaket, sweater, dan lima puluh ribu rupiah untuk sepatu. Dengan Rp 100.000,- Anda bisa mendapatkan tiga sampai lima potong pakaian dengan kondisi yang bagus.
Selain pakaian, Cimol Gedebage juga menjual karpet, selimut, dan bedcover bekas. Silakan pilih karena motifnya unik-unik. Khusus untuk kaus atau celana, jika kurang pas di tubuh jangan khawatir. Tidak susah mencari jasa permak di Cimol. Tentu butuh dana tambahan.
Berdasarkan keterangan Taufik, salah satu penjual rok wanita, barang-barang yang ia dapatkan berasal dari Cina, Jepang, dan Korea. Begitu juga dengan Hani, salah satu penjual pakaian khusus wanita. Biasanya Hani membeli pakaian perbal atau perkarung. Barang-barang tersebut kemudian dipilih berdasarkan kualitas lalu dijual.
Berhubung barang yang dijual bekas, maka perlu cermat dan teliti dalam membeli. Sering kali barang bagus bermerekasli internasional kadang terselip di antara pakaian-pakaian lainnya.
Awalnya Cimol disediakan bagi kalangan menengah ke bawah. Namun, sekarang ini lahan parkir Cimol Gedebage dipenuhi mobil-mobil mewah. Uchi, karyawan swasta, mengaku tidak merasa gengsi berbelanja di Cimol. Menurutnya barang Cimol bagus-bagus asal kita pintar memilih. Kalau sudah mendapat barang bagus, orang-orang tidak akan menyangka bahwa pakaian yang kita pakai itu barang bekas.
Dinda, seorang mahasiswi, mengaku sering mendapat barang bagus di Cimol. Pengunjung yang datang bukan saja dari Bandung, tetapi juga luar Bandung, Jakarta salah satunya. Hal ini terlihat dari lahan parkir yang dipenuhi kendaraan berplat nomor B, terlebih di akhir pekan. Bahkan konon sejumlah artis ibukota juga suka berkunjung ke sini untuk berburu perlengkapan dan pakaian unik.
Ternyata Cimol Gedebage sudah tersohor namanya sampai luar kota. Saat ini Cimol mempunyai dua tempat penjualan. Pusatnya yaitu di Pasar Gedebage dan cabangnya di Jalan Kiaracondong yang sekarang berganti namanya menjadi Jalan Ibrahim Adjie, lokasinya tepat sebelum jalan layang dari arah Jalan Jakarta. • (KA/Where To Go Bandung 2009)
Menuju Cimol Gedebage