Intisari-Online.com - Warga Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten sukses memadukan wisata dan pelestarian alam. Mereka membentuk Kelompok Paniis Lestari yang membudidayakan terumbu karang. Wisatawan dengan senang hati berduyun-duyun membeli karang tersebut dan menanam karang sambil bertamasya.
Karang yang sudah dibudidayakan dibawa dalam wadah besar kemudian dipotong-potong sesuai ukuran substrat atau media untuk hidup. Makhluk itu kemudian diikat tak terlalu longgar agar tak hanyut terbawa arus. Karang tidak diikat terlalu kencang juga agar bisa bertahan hidup.
Selanjutnya, wisatawan menyelam ditemani pemandu wisata yang memberikan petunjuk menanam karang.
Aktivitas itu bermula ketika WWF Indonesia mengajak masyarakat Kampung Paniis melestarikan koloni karang alami pada tahun 2002. Gayung bersambut dan program pun berkembang menjadi ekowisata yang memperoleh respon positif.
Tahun 2007 ekowisata dimulai. Karang ditanam dengan satuan koloni. Selama setahun itu saja, 600 koloni ditanam. Setahun kemudian meningkat menjadi 1.250 koloni. Hingga Mei 2014 Paniis Lestari bersama wisatawan sudah menanam 10.000 koloni.
Karang ditanam di Pulau Badul, Mangir, dan Umang serta Pantai Cimarende di Desa Tamanjaya. Jenis yang dibudidayakan adalah karang cemara (Nephthea sp.) dan karang jamur (Sarcophyton sp.). Karang itu dipilih karena memiliki kemampuan daya tahan hidup yang tinggi dan cepat tumbuh.
Wisatawan yang hendak menanam karang dapat membelinya Rp10.000 per koloni. Karang tersedia dalam bentuk rak. Setiap rak yang berukuran satu meter persegi dapat dipakai untuk 25 koloni. Kelompok wisatawan rata-rata membeli satu rak yang cukup untuk 25 orang.
Tarif seorang pemandu wisata Rp100.000 dan sewa kapal Rp1 - Rp1,5 juta. Setiap penanaman didampingi empat pemandu wisata. Sesekali penanaman juga digabungkan dengan kesenian tradisional berupa pertunjukan tari rengkong dan lesung.
Wisatawan juga bisa bermalam di rumah-rumah penduduk atau homestay. Nah, jika ingin merasakan sensasi menyelam sambil menanam kerang, rencanakan waktu Anda untuk berkunjung ke Sumur. (Dwi Bayu Radius/Kompas)