Intisari-Online.com -Hadirnya teknologi ultrasonografi (USG) 4 dimensi (4D) memungkinkan kita bisa mengintip siara langsung dari kandungan ibu hamil. Di Indonesia, setidaknya alat ini sudah mulai populer sejak tiga tahun belakangan. Jika belum tahu, USG 4D merupakan penyempurnaan dari USG 3 dimensi yang sudah tenar lebih dahulu.
Salah satu kelebihan USG 4 dimensi adalah kemampuannya melihat apa yang sedang dilakukan janin di dalam kandungan real-time. Apakah ia tengah mengisap jempol, menutup wajah, menendang dinding rahim, atau sedang memukul.
“Seperti melihat siaran langsung, bukan siaran tunda,” ujar dr. Lilia Mufida, SpOG (K), spesialis kebidanan dan kandungan di RSIA Kemang Medical Centre, Jakarta Selatan.
Sebuah penelitian bahkan mengaku bisa melihat bagaimana reaksi janin ketika si ibu tengah merokok; ketika si ibu merokok si janin akan menyentuh wajah dan mulutnya lebih sering dibandingkan ketika si ibu tidak merokok. Benar-benar real-time.
USG 4D juga memiliki resolusi lebih tinggi dibanding USG 3D sehingga menghasilkan gambar yang tidak pecah dan warna yang lebih cerah, serupa warna kulit. Wajah janin juga terlihat lebih jelas. “Harapannya, dengan begini orangtua bisa lebih dekat dengan jabang bayinya,” tambah Lilia. Hasil salinan USG juga bisa disimpan di flashdisk atau CD untuk dilihat berulang-ulang.
Selain mendeteksi fisik, USG 4D juga memberikan manfaat untuk mendeteksi kelainan pada janin hingga 85%. Ketika janin memasuki usia 12-14 minggu, USG bisa mendeteksi down syndrome beserta ciri-cirinya. Pada usia 18-22 minggu USG bisa melihat kelainan pada jantung janin. Lalu pada usia lebih dari 22 minggu, USG bisa melihat kelainan pada fisik seperti bibir sumbing dan hidrosefalus.
Kamampuan USG 4D melihat janis bergantung pada beberapa kondisi: jumlah air ketuban, posisi janin, dan usia janin. “Jika air ketuban terlalu sedikit, janin akan menempel di rahim ibu dan tidak ada ruang gerak bagi bayi sehinga USG 4D kesulitan melihat wajanya,” terang Lilia.
Lebih dari itu, sejauh ini USG 4D dinyatakan aman bagi semua ibu hamil karena tidak ada kontraindikasi. Yang menjadi pertimbangan mungkin soal biaya. Rata-rata biayanya sebesar Rp500 ribu, tapi bisa berbeda-beda tergantung rumah sakit dan seberapa lengkap pemeriksaan. (Gita Laras/Intisari)