Intisari-Online.com - Akhir pekan ini, di sebuah pantai yang termasuk dalam kawasan pelestasian alam di Canton Santa Cruz, Kosta Rika, ratusan wisatawan menghalangi penyu laut betina yang sedang berjalan menuju sarangnya untuk bertelur.
Alih-alih membiarkan kura-kura untuk menyelesaikan migrasi mereka, Green Nabi melaporkan, para wisatawan yang dibawa oleh pemandu wisata ini benar-benar memenuhi pantai, seolah membuat “benteng manusia.” Bahkan ada beberapa di antara mereka yang berfoto selfie di antara para kura-kura tersebut.
Tindakan “mengganggu” lainnya antara lain berenang bersama para kura-kura ini di laut, mengelus-elus mereka bahkan beberapa anak terlihat naik ke punggung kura-kura yang jelas-jelas sedang hamil tersebut.
Kondisi ini jelas sudah termasuk dalam tindakan yang mengganggu habitat yang dlindungi karena mereka sangat mungkin menginjak-injak sarang yang sudah diisi telur atau bahkan membuat kura-kura takut dan kembali ke laut, tanpa sempat bertelur.
Sayangnya, menurut konservasionis kelautan Jonathon Miller-Weisberger dari Guaria de Osa eco-lodge, ini hanya sebuah contoh ekstrem dari masalah terjadi berulang-ulang. Bukan hanya penyu yang menjadi korban.
Hewan liar telah berubah menjadi komoditi perusahaan komersial di seluruh dunia. Berenang dengan lumba-lumba, menarik ekor harimau yang dibius, sukacita naik di punggung gajah, dan pergi berburu untuk piala singa yang menggantung di dinding.
Dengan memberikan beberapa dolar kepada pemandu wisata setempat yang biasanya berpendapatan rendah akses ke makhluk liar dapat dengan mudah diperoleh.
Sungguh menyedihkan sekaligus menakutkan.
(inhabitat.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR