Intisari-Online.com - Berinvestasi dalam area obligasi bisa juga menjadi pilihan Anda. Apa itu obligasi? Obligasi atau bond bisa dikatakan sebagai surat utang jangka menengah-panjang. Obligasi ini berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Jenisnya pun bermacam-macam. Ada obligasi korporasi (obligasi yang diterbitkan perusahaan), obligasi pemerintah (obligasi yang diterbitkan pemerintah pusat), dan obligasi daerah (obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah). Lalu, untuk pemula, mana yang sebaiknya kita pilih? I Made Adi Saputra, Analis Obligasi PT Nusantara Capital Securities, menyarankan untuk berinvestasi di obligasi pemerintah. Misalnya, Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk) Ritel/SUKRI, yang rata-rata jangka waktunya (tenor) 3-5 tahun.
Bukan tanpa alasan pemilihan ORI atau SUKRI sebagai investasi bagi pemula. Kedua investasi tadi bisa dibilang tidak ada risiko gagal bayar (default) karena obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah/negara dilindungi oleh undang-undang, yaitu UU No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. Bagi investor pemula, segi keamanan tampak lebih diperhitungkan ketimbang suku bunga tinggi, tapi ada risiko macet. Nah, untuk umat Islam yang menginginkan instrumen investasi bebas dari unsur riba, SUKRI bisa menjadi salah satu alternatif, selain deposito/tabungan syariah.
Sasaran pemerintah menerbitkan ORI dan SUKRI memang ditujukan bagi investor individual/ritel. Selama ini, untuk obligasi negara, investor masih didominasi oleh institusi. ORI dan SUKRI ini bisa dikatakan sebagai usaha untuk memperluas investor, yang mulanya institusi merambah ke individu/ritel. Nilai minimal pembelian juga tak memberatkan, yaitu mulai Rp5 juta dan berlaku kelipatannya. Berbeda dengan Surat Utang Negara (SUN) yang nilai minimal pembelian bisa mencapai Rp1 miliar.
Ada beberapa keuntungan bila kita berinvestasi melalui ORI atau SUKRI, di antaranya:
Khusus untuk risiko pasar, investor bisa saja terhindar dari risiko itu bila ia menyimpan investasinya sampai jatuh tempo. Namun, bila memang investor ingin menjual ORI-SUKRI di tengah jangka waktu, perhitungannya akan menyesuaikan pasar pada saat itu. Bisa saja harga ORI turun pada saat Anda menjualnya. “Kalau tidak ingin risiko seperti itu ya kita simpan sampai jatuh tempo saja,” kata Made.Ayo, berinvestasi mulai sekarang.