Intisari-Online.com - Sebelum menyusun sebuah perencanaan keuangan, setiap orang kudu menentukan tujuan keuangannya dahulu.
Tujuan keuangan membantu kita mengalokasikan pendapatan agar tujuan-tujuan keuangan yang jadi prioritas utama tetap bisa tercapai meskipun dengan pendapatan yang terbatas.
Menurut para perencana keuangan, sebuah tujuan keuangan harus spesifik. Tujuan keuangan juga harus menyebut nilai uang tujuan itu dan jangka waktu atau target pencapaiannya.
Idealnya, rumusan tujuan keuangan semacam ini adalah: “Saya ingin punya rumah di kawasan Pondok Indah yang harganya Rp 5 miliar dalam lima tahun lagi”.
Mengingat pendapatan bersifat terbatas, tentu saja, kita harus menentukan urutan prioritas tujuan-tujuan keuangan tersebut.
Yang perlu menjadi perhatian dalam menetapkan prioritas kebutuhan hidup, kita harus mengutamakan pengeluaran yang memang perlu (need) ketimbang keinginan (want).
Dalam menyusun tujuan keuangan, seseorang perlu mempelajari dahulu kebiasaan hidupnya. Sebab, ini terkait erat dengan prioritas mereka.
Umur dan status pernikahan juga menentukan prioritas tujuan keuangan seseorang. Prioritas seorang pria lajang dan seorang bapak dari dua anak tentu berbeda.
Lazimnya, saat masih lajang, tujuan keuangan utama adalah menikah, membeli rumah, dan membeli kendaraan bermotor. Setelah menikah, prioritas kebutuhan hidup berubah menjadi biaya pendidikan anak dan dana untuk persiapan pensiun di masa datang.
Dalam menyusun tujuan keuangan di masa datang, kita tidak boleh melupakan faktor inflasi. Nilai rupiah sebuah tujuan investasi harus sudah memperhitungkan asumsi inflasi tahunan hingga tujuan itu tercapai.
Ambil contoh, Anda ingin memasukkan anak ke universitas 17 tahun lagi. Jika saat ini biaya masuk kuliah Rp 60 juta, dengan inflasi 15% per tahun, 17 tahun mendatang, biaya itu akan membengkak jadi Rp 645 juta!
Yang tak kalah penting, setelah merumuskan beberapa tujuan keuangan, kita harus mengelompokkan tujuan-tujuan itu berdasarkan jangka waktunya.
Yakni, tujuan jangka pendek untuk kebutuhan hidup antara satu hingga tiga tahun, jangka menengah untuk tiga sampai lima tahun, dan tujuan jangka panjang untuk kebutuhan lebih dari lima tahun. (Cipta Wahyana /kontan.co.id)