Intisari-Online.com - Budi Adjisalim B.Sc, warga Serang, Banten, salah satu pengusaha sekaligus pionir bisnis sarang walet di Indonesia memaparkan, hingga sekarang Indonesia menjadi pemasok sarang walet terbesar di dunia.
“Tak kurang 80% sarang burung walet yang beredar di dunia adalah hasil petani Indonesia. Itupun, hinggga saat ini kita masih selalu mengalami kekurangan pasokan,” kata pria berusia 46 tahun ini. Pangsa pasar terbesar adalah Cina.
Pada kisaran tahun 1983 Budi sudah mencoba membudidayakan walet. Saat itu masih banyak orang belum mengetahui potensi bisnis sarang burung walet. Peluang ini hanya diketahui orang-orang tertentu saja.
“Dulu saya sering berkunjung ke Pulau Bangka dan Belitung. Disana banyak sarang burung walet, tapi masyarakat setempat mengusir burung-burung tersebut dan membuang sarangnya. Mereka menganggap burung kok bikin kotor,” tutur Budi .
Krismon dongkrak harga
Bekerjasama dengan Dr. E.Nugroho, peneliti sarang walet dari IPB, Budi melakukan sosialisasi manfaat sarang burung walet. Pria ini kemudian mengajak masyarakat yang tinggal di sentra-sentra sarang burung walet bekerjasama berbisnis sarang burung.
Tahun 1984 harga jual sarang burung walet belum begitu mahal “Masih berkisar antara Rp 2 juta – 3 juta / kilo,” kata Budi yang menamai usahanya Eka Walet.
Ketika krisis moneter tahun 1998, harganya melangit Rp 28 juta / kilo. “Banyak orang kaya mendadak karena sarang burung walet,” katanya. Akibatnya, semakin banyak orang tertarik membudidayakan burung walet. Harga pun akhirnya normal lagi pada kisaran Rp 14 juta – 15 juta / kg.
Eka Walet menjual berbagai sarana budidaya walet. Antara lain anak dan telur walet. Harga telur dan anak walet sama, Rp 9.000 / pasang atau /2 ekor anak.
Selain itu Budi juga menampung sarang burung walet dari petani dan siap memasarkan ke luar negeri. Eka Walet siap membantu calon pengusaha walet untuk berkonsultasi, mencari lokasi dan mendesain rumah walet.
Meski idealnya walet dibudidayakan di kawasan perkebunan, persawahan dan di daerah pantai yang banyak terdapat serangga, di daerah perkotaan pun bisa.
“Syaratnya cuma satu, yaitu banyak terdapat sumber makanan,” kata Budi. Burung walet gemar menyantap berbagai serangga dan mencari makanan dalam jarak jangkau puluhan kilo meter.
“Jadi dia tidak terpengaruh jarak sumber makanan, asalkan tempat tinggal atau rumah yang disediakan nyaman,” imbuh Budi. (Teguh Jiwabrata / idebisnis.biz)