Intisari-Online.com -Kebanyakan orang muda merasa alergi mendengar kata pensiun. "Ngapain mikirin pensiun. Masa muda itu harusnya diisi dengan foya-foya. Soal pensiun, gimana nanti aja," begitu rata-rata komentar mereka. Apa iya begitu sebaiknya?Masa pensiun yang indah tentu impian semua orang. Hanya saja, tak semua orang tahu cara mencapainya. Teorinya, pensiun harus disiapkan selama usia produktif, karena dana pensiun merupakan refleksi kontribusi total yang dibayarkan, plus hasil investasi yang diperoleh atas kontribusi. Jadi, bukan duit yang mendadak jatuh dari langit.Mempersiapkan pensiun yang indah jadi penting, karena survei menunjukkan, angka harapan hidup manusia makin lama makin tinggi, sehingga kemungkinan hidup setelah usia 55 tahun semakin panjang. Kini terpulang kepada orang yang bersangkutan, apakah panjangnya usia itu akan hendak diisi dengan masa-masa indah penuh kebahagiaan, atau sebaliknya.Langkah awal dalam perencanaan pensiun bisa dimulai dari usia saat ini dan penghasilan sekarang. Selanjutnya, buatlah prediksi usia pensiun normal (di Indonesia, usia 55 tahun). Jika Anda kini berumur 25, berarti 30 tahun lagi akan pensiun. Jika rata-rata umur orang Indonesia mencapai 70 tahun, berarti Anda akan menikmati dana pensiunnya selama 15 tahun.Melihat meningkatnya harapan hidup. Karena makin baiknya pelayanan kesehatan, gizi, dan kesadaran pola hidup sehat, bisa saja Anda menikmati dana pensiun lebih panjang lagi. Dengan kata lain, Anda bekerja selama 30 tahun untuk kehidupan selama 45 tahun atau lebih.Secara sederhana, tanpa memperhatikan adanya hasil investasi, berarti sepertiga dari pendapatan Anda harus dialokasikan untuk kehidupan pada masa pensiun. Bisakah Anda menerapkannya?(Bersambung)--Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari EdisiFamily Financial Planningtahun 2005, ditulis oleh Harris P. Marpaung dan Joannes Widjajanto, perencana keuangan, di Jakarta. Judul asli tulisan ini adalah "Menyongsong Pensiun yang Sejahtera".