Kiat Mengatur Pengeluaran (3): Belanja adalah Prioritas Terakhir

Birgitta Ajeng

Editor

Kiat Mengatur Pengeluaran (3): Belanja adalah Prioritas Terakhir
Kiat Mengatur Pengeluaran (3): Belanja adalah Prioritas Terakhir

Intisari-Online.com - Ahmad Gozali, seorang konsultan keuangan di Jakarta, mengatakan, prioritas terakhir pengeluaran adalah pemenuhan kebutuhan saat ini, salah satunya belanja kebutuhan sehari-hari. Ini ditaruh sebagai prioritas terakhir, karena tiga prioritas sebelumnya punya konsekuensi besar.Misalnya saja soal kewajiban terhadap pihak ketiga. Jika kewajiban itu tidak dilakukan, semisal menunggak pembayaran, kita terkena konsekuensi membayar bunga sekaligus denda.Hal serupa juga terjadi bila kita tidak atau terlambat membayar premi asuransi. Seperti diketahui, tidak membayar premi asuransi satu kali saja berisiko apa yang sudah kita bayar sebelumnya akan hangus.Belanja untuk memenuhi kebutuhan saat ini bisa lebih fleksibel. Artinya, kita bisa leluasa melihat mana saja pos pengeluaran yang bisa dikurangi.Misalnya, penggunaan listrik atau air dibuat lebih efisien. Anggaran pembelian aksesoris terutama bagi wanita bekerja dikurangi. Juga anggaran untuk menunjang hobi dipangkas. Lalu anggaran belanja makanan bisa ditekan dengan cara mengubah menu hidangan menjadi lebih sederhana.Begitu juga dengan anggaran transportasi, kita bisa mengubah polanya. Misalnya, kalau dulu ke kantor naik mobil pribadi setiap hari, sekarang gunakan hanya ketika hujan. Di saat hari cerah, kita bisa menggunakan transportasi umum atau nebeng, tentunya dengan membayar sejumlah ongkos tertentu, setelah menghubungi situs nebeng.com untuk mencari rute yang searah.Pakailah mobil pribadi hanya di hari Sabtu dan Minggu ketika berekreasi dengan keluarga, menghadiri resepsi perkawinan, dan sebagainya."Jadi, berapa pun gaji kita saat ini, kita harus tetap membayar kewajiban kedua (membayar cicilan utang) dan ketiga (membayar premi asuransi). Yang bisa dikompromikan paling pos tabungan. Kalau keadaan yang masih juga tidak memungkinkan, jangan membuat utang (baru)," saran Ahmad."Salah satu caranya dengan menutup kartu kredit. Kalau ada dua atau tiga kartu kredit, tanyakan lebih dulu dalam hati apakah kita memakainya secara bijak? Kalau jawabannya tidak, lebih baik sisakan satu kartu saja yang aktif. Simpan kartu itu untuk keadaan darurat sebagai sumber dana cadangan."Ahmad mengingatkan, kartu plastik bukan uang lebih. "Kartu kredit punya dua fungsi, sebagai alat bayar dan pengganti uang yang belum kita miliki. Ini yang kerap jadi masalah. Kartu kredit sering membuat kita (merasa) lebih kaya daripada yang sebenarnya. Limit kartu kredit membuat kita serasa memiliki uang (tunai) lebih.""Padahal limit kartu yang diberikan tidak gratis. Begitu dipakai, kita harus mengembalikannya. Jika tidak sanggup membayar lunas, kena bunga. Karena itu untuk belanja sehari-hari sebaiknya bayar dengan uang tunai atau kartu debet saja," sarannya.(Bersambung)--Tulisan inidimuat diMajalah Intisari EdisiFamily Financial Planningtahun 2005, ditulis olehNis Antari dengan judul asli "Belanja Bulanan atau Mingguan?"