Intisari-Online.com -Membengkaknya bujet-bujet buat rekreasi bisa terjadi karena umumnya kita melakukannya bersamaan dengan kegiatan lainnya. Wajar saja kalau kemudian biaya rekreasi itu mengganggu atau bahkan menyabot anggaran lain.Misalnya, kegiatan rekreasi keluarga dilakukan pada awal bulan dan bersamaan dengan kegiatan belanja bulanan keluarga. Nah, itulah saat yang paling rawan.Pada saat belanja itu tiba-tiba terlontar keinginan dari anak tercinta. "Ma, beli DVDbuat PS2 Andi,ya?" Atau mereka mengajak ke pusat permainan dulu sebelum pulang. Belum lagi tangan Papa yang gatel melihat adaDVD film terbaru. Masih sederet ancaman lain yang tidak mudah untuk ditepisnya.Menghadapi serbuan seperti itu, kita terbiasa untuk mengambilnya dari biaya belanja bulanan, tagihan-tagihan yang belum jatuh tempo, atau dari tabungan. Kenapa ini bisa terjadi? Karena tidak ada angka yang jelas dalam menentukan berapa besarnya biaya rekreasi itu. Yang dilakukan adalah bayar dulu baru hitung kemudian.Taktik yang mirip hit and run ini berakibat pada dikorbankannya tagihan-tagihan yang belum jatuh tempo, pengurangan uang belanja, atau bahkan peminjaman sementara uang dari tabungan.Untuk menghindari hal-hal macam itu, sudah seharusnya kita membuat anggaran khusus buat rekreasi. Memang, anggaran rekreasi yang akan kita buat dapat mempengaruhi anggaran pengeluaran keluarga secara keseluruhan. Namun, seperti sudah diingatkan tadi, bila tidak hati-hati, biaya rekreasi dapat menggangu dan mengintervensi anggaran lainnya.(Bersambung)--Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari Edisi Family Financial Planning tahun 2005, ditulis oleh Eko Endarto, R.F.A, di Jakarta dengan judul asli "Jangan Lupakan Anggaran Liburan".