Pelatih Bisnis, Memoles Bisnis Supaya Lebih Manis

Moh Habib Asyhad

Editor

Pelatih Bisnis, Memoles Bisnis Supaya Lebih Manis
Pelatih Bisnis, Memoles Bisnis Supaya Lebih Manis

Intisari-Online.com -Seperti halnya sepakbola, tidak hanya skil pemain saja yang dibutuhkan. Harus ada pelatih yang bisa mengarahkan; kapan harus menendang, menggiring, mengumpan, juga membuat gol. Begitu juga dengan bisnis, harus ada pelatih bisnis supaya hasilnya lebih manis.

Istilah kerennya adalah business coach. Dalam pengertian Yohanes G. Pauly, founder, CEO & Head Coach Gratyo ActionCOACH Indonesia, business coach adalah pelatih bisnis yang berada di “pinggir lapangan”. Sosok ini bisa melihat dari sisi lain bagaimana sebuah bisnis berjalan dan mengidentifikasi kesalahan.

“Karena ia selalu berada di ‘sisi lapangan’, maka ia bisa melihat kebaikan sekaligus kesalahan. Dan ingat, pertandingan (dalam bisnis) tidak hanya satu, akan banyak pertandingan lain yang tak kalah sengit. Yang terpenting latihan sebab tim perlu untuk mensiasati segala macam pertandingan,” ujar Yohanes, seperti yang diunggah dari Intisari Desember 2013.(Baca juga: Coach, di Balik Panggung Bisnis)

Business coach memiliki peran berbeda dengan konsultan. Jika konsultan berusaha mengidentifikasi masalah dan menyediakan solusi spesifik, maka business coach bekerja sama dengan pemilik bisnis supaya bisnis bisa lebih fokus dan menemukan penyelesaian masalahnya sendiri.

Mensiasati “jebakan betmen”

Untuk sekadar ilustrasi, banyak pebisnis yang masuk jebakan seperti kisah berikut ini. Johnny Kwetiau yang lulusan SMA, bekerja di sebuah restoran sebagai pelayan. Karena rajin, pangkat Johnny naik menjadi koki, dan setelah sukses, akhirnya Johnny mendirikan restoran sendiri.

Semakin hari usaha Johnny semakin besar. Namun ada masalah, hanya ia sendiri yang bisa memasak seenak itu. Jika ia mempekerjakan koki lain, pelanggannya suka protes dan bakalan tidak suka. Problem itu berjalan terus tanpa solusi sampai akhirnya Johnny meninggal dunia dan bisnisnya lantas mati tanpa penerus.

Nah, untuk menghindari jebakan batman ini, diperlukan peran business coach untuk mengajarkan agar pemilik bisnis tidak terjebak dalam jebakan. Menurut Johanes, jebakan ini bagaikan ilusi; pemilik seolah-olah punya usaha walau pada kenyataannya ia malah dua kali lebih capek dibandingkan dengan menjadi pegawai.

Uang yang dihasilkan banyak, tapi waktu yang terbuang juga banyak.

Pada kasus-kasus seperti ini, business coach akan mengajarkan cara membuat sistem dalam perusahaan. Pemilik tak perlu mengendalikan sampai hal tetek bengek. Pelatih bisnis juga mengajarak cara-cara berbisnis langgeng dan aman untuk jalan sendiri tanpa perlu terus diawasi.